Jadi Primadona Ekspor, Ikan Nila Salin Bakal Susul Udang Vaname

Jadi Primadona Ekspor, Ikan Nila Salin Bakal Susul Udang Vaname--

Nilai salin bakal disandingkan dengan produk udang vaname sebagai pasangan komoditas ekspor guna mendongkrak perolehan devisa negara.

Hal itu ditandai dengan mulai dioperasikannya modeling kawasan tambak budi daya ikan nila salin (BINS) di kawasan Karawang, Jawa Barat, oleh Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan bahwa tambak ikan nila dengan infrastruktur modern ini siap menjadi lokomotif industrialisasi nila salin di Indonesia.

BACA JUGA:Holding BUMN Pangan ID FOOD Siap Jaga Ketahanan Pangan Regional Asia Tenggara

BACA JUGA:Pemerintah Menghadirkan Rumah bagi Masyarakat Terdampak Bencana

Presiden Jokowi juga menyebut, pembangunan modeling merupakan langkah paling tepat untuk menjawab tingginya permintaan ikan nila di pasar domestik maupun global.

Operasional modeling pun, kata dia, mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Jika produktivitas ikan nila salin ini berjalan optimal, pemerintah siap merevitalisasi tambak-tambak udang idle di wilayah Pantura untuk pengembangan budi daya nila salin.

Apalagi, tambak-tambak udang idle, menurut data yang diterima Presiden Jokowi, luasnya mencapai 78 ribu hektare.

BACA JUGA:Luncurkan Mobil Layanan Elektronik, Upaya Transformasi Digital Kementerian ATR/BPN

BACA JUGA:Mengebut PSN Transportasi, Tulang Punggung Konektivitas Antarwilayah

“Kita lihat (proyek) ini dulu, kalau sangat visible, kita akan siapkan melalui APBN 2025 atau 2026. Saya akan sampaikan kepada pemerintah yang baru agar mimpi besar ini bisa direalisasikan,” ucap Jokowi. 

Menteri KP pada kesempatan yang sama mengatakan, modeling kawasan tambak budi daya ikan nila salin dibangun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di lahan seluas 80 hektare di area Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB) Karawang.

Total produksinya dicanangkan bakal mencapai 7.020 ton per tahun atau senilai Rp196,5 miliar dengan asumsi harga jual nila salin Rp28 ribu per kilogram (kg).

"Kami targetkan ke depan ini produksinya 1 tahun 10 ribu ton, dengan berat per ekor tidak kurang dari 1 kilogram, supaya bisa di-fillet. Tentunya ada industri, makanya tadi kami hadirkan juga pelaku industri," ucap Trenggono.   

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan