Kenduri Atau Kenduren, Kearifan Lokal yang Masih Lestari, Hanya Beda Cara Dalam Generasi
Kenduri Atau Kenduren, Kearifan Lokal yang Masih Lestari, Hanya Beda Cara Dalam Generasi-NET-
Namun jika dilakukan dalam skup kecil, bisa dilakukan dengan keluarga kita aja.
"Intinya, kita minta keselamatan dan kelancaran atas apa yang yang kita niatkan," terang Wiyono
BACA JUGA:Jelang Pilkada, Penyaluran Bansos Dipantau KPK RI
BACA JUGA:Mukomuko Luncurkan Gerakan Jumat Bersih
Pak Wiyono atau juga akrap disapa pak Wiwin ini, mulai menceritakan.
Kalau di zaman sekarang, memang kenduri atau kenduren, juga sering disebut bancak'an yang dirangkum dalam sebuah arti yakni selamatan atau syukuran.
Dalam masyarakat kami di sini (di Desa Tanjung Anom) sudah mulai berbenah ke arah yang lebih simpel dan praktis.
Namun tanpa mengurangi makna daripada tradisi kenduri.
BACA JUGA:Arsip Statis Kunci Penting Jaga Warisan Sejarah dan Budaya
BACA JUGA:Tengah DL, Tantawi Dali Didaftarkan ke Parpol Sebagai Cabup BU
Jika di zaman dulu, kenduri atau kenduren, itu dilakukan dengan berbagai pernak pernik hidangan, mulai dari nasi tumpeng,.
Kemudan ada ayam ingkung, jenang atau bubur warna merah, putih hitam.
Kemudian ada kopi, rokok, kemenyan, dan bunga-bunga, ada juga kelapa dan pisang yang diletakkan di tengah-tengah orang yang diundang atau yang berkumpul di sana.
Kemudian sesepuh atau orang yang dituakan didaulat untuk mengekralkan atau mendoakan dengan Bahasa khas Jawa.
BACA JUGA:Tahun Ini, Program Pemutihan PKB Kembali Digulirkan