Obat Alternatif PMK Dibawa ke BBPMSOH

Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu saat kunjungan ke BBPSSO--

BENGKULU RU - Obat alternatif untuk penyembuhan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sapi. Dibawa Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu ke Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) Dirjen Keswan di Bogor. Ini dilakukan supaya obat alternatif tersebut dapat menjalani proses pengujian dan disertifikasi.

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring, SH mengatakan. Obat alternatif itu ditemukan beberapa kelompok kader lingkungan di Bengkulu. "Kita sengaja membawanya ke BBPMSOH, supaya nantinya dapat dipelajari prosedur perolehan sertifikasi, sekaligus obat alternatif itu bisa diuji," harap Usin.

Usin menerangkan, sebagaimana diketahui obat alternatif ini ditemukan dari program pilah, pilih dan kelola limbah atau sampah yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu. "Obat itu diataranya untuk penyembuhan PMK, rabies, kutu atau infeksi pada ikan," terang Usin, Jum'at (10/11).

Menurutnya, keberhasilan dalam pemberian obat alternatif tersebut, merupakan langkah konkrit dan usaha para penggerak serta kelompok kader lingkungan yang harus ditindaklanjuti dalam pengujian dan sertifikasi obat hewan. "Sehingga kita berupaya melakukan integrasi program penggunaan bahan lokal untuk pembuatan obat hewan yang sudah ditemukan," ujarnya.

BACA JUGA:Malam Puncak HUT ke-55, Gelar Event 'Bengkulu Besurek'

Disamping itu, lanjut Usin, juga sebagai upaya melindungi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari unsur obat hewan yang terkandung didalamnya. "Kemudian untuk memberikan fungsi pendapatan bagi daerah dan bagi usaha kecil mikro atau lembaga yang telah mencoba obat hewan ini, dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," jelas Usin.

Senada juga disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Suimi Fales, SH, MH. Ia menambahkan, memanfaatkan hasil pengolahan limbah atau sampah organik sebagai produksi bahan obat hewan maupun turunan lainnya, dapat mendukung program pembangunan berkelanjutan. "Tapi itu tadi, penting kita integrasikan dulu," singkat Wan Sui. (tux)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan