BRIN Butuh Kolaboasi Tingkatkan Hilirisasi Produk Riset

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pada kunjungan kerjanya di Kawasan Sains dan Teknologi Samaun Samadikun/Foto: dok. Humas BRIN.--

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko  menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak baik di dalam negeri ataupun di luar negeri guna meningkatkan hilirisasi riset di BRIN.

Hal tersebut ditegaskan Laksana pada kunjungan kerjanya di Kawasan Sains dan Teknologi Samaun Samadikun, Bandung.

“Dengan adanya Platform Kolaborasi yang dilaksanakan di BRIN harapannya dapat melakukan riset kolaborasi dengan berbagai pihak yang mengikat secara fisik di suatu tempat dan bersama-sama melaksanakan riset untuk jangka waktu yang ditentukan bersama,” jelas Handoko dalam keterangannya dikutip dari laman BRIN, Jakarta.

Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) Budi Prawara menyampaikan, beberapa rencana kerja yang akan dilaksanakan di tahun anggaran 2024.

BACA JUGA: Mempertahankan Kinerja Industri yang Solid dan Kokoh

BACA JUGA: Membuka Isolasi Daerah Pedalaman

“Kami sudah merencanakan berbagai kegiatan diantaranya target peningkatan kapasitas SDM Riset, target capaian penting pada setiap kelompok riset di lingkungan OREI, serta upaya meningkatkan kolaborasi internasional melalui rintisan Platform Kolaborasi," ujar Budi.

Beberapa riset yang disiapkan untuk dapat masuk ke dalam platform kolaborasi di antaranya adalah riset Advanced Telecommunication System, Micro-Nano Electronic Devices Quantum AI, Immersive User Interface Technology. "Dan beberapa riset lainnya di bidang penginderaan jauh, Big Data, serta biomekatronik,” tambahnya.

Satu kolaborasi yang tengah dilakukan lanjut Budi, adalah riset mengenai “Sistem Biosensor dan Divais Mikro/Nano Elektronika untuk Mitigasi Penyebaran Penyakit Tropis Menular”.

“Sistem Biosensor yang akan dikembangkan terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu yang pertama bioreceptor atau biorecognition yang berfungsi sebagai agen yang secara langsung mengenai atau bereaksi dengan target, kedua transduser yang merupakan bagian yang mengolah interaksi antara bioreceptor dan target menjadi sinyal yang dapat dibaca oleh sistem akuisisi data. Sistem akuisisi data merupakan bagian ketiga dari biosensor,” kata Budi.

BACA JUGA:8 Segmen di Kawasan Pantai Panjang, Tak Boleh Dimanfaatkan Untuk Berdagang

BACA JUGA: Komitmen DPK Bengkulu Dalam Pengembangan Perpustakaan

Riset sistem biosensor ini, lanjut Budi, telah dilakukan kolaborasi dengan ITB, UNPAD, Monash University, National Institute for Materials Science, dan The University of Queensland.

“Perlu adanya kolaborasi dengan berbagai pihak karena riset ini mempunyai ruang lingkup Biosensing, biophysics, bio-photonics, microelectronics, nanomaterial, electronics, data communication, dan wireless communication,” ungkapnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan