Dilema Karya Sektor Kriya

--

ARGA MAKMUR RU - Pergerakan uang di masyarakat, seperti nyendat. Kondisinya, soalah para pemegang uang tengah menahan uangnya. Situasi itu pun berimbas dengan lesunya lalulintas perekonomian. Salah satunya di sektor usaha kecil dan menengah; kriya alias kerajinan tangan. 

Seperti yang diungkapkan Tejo, pengrajin bambu di wilayah Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara (BU). Dia bilang, usahanya tengah dalam kondisi sangat lesu. Pembelian pernak-pernik khas bambu, seperti kursi, meja dan ragam handycraft yang biasa dibuatnya. 

"Lagi lesu ini mas," ungkapnya dibincangi wartawan, Minggu (5/11) sore. 

Disampaikan Tejo, dengan situasi yang terjadi saat ini, bahkan sisa sakit usahanya saat pagebluk Covid-19 yang mendera sejak 2020-an, membuatnya dilema dalam berkarya. Itu lantaran dirinya harus membeli bahan-bahan baku lebih dulu dan dibantu dengan perajin-perajin yang lazim digandengnya. Sementara hasil produksi, begitu lambat dirasa untuk lepas menuju tangan pembeli. 

"Semoga dilema ini tidak terus terjadi. Sebagai manusia beriman, pasang surut usaha dan rejeki itu biasa. Dan sebagai seorang warga negara yang baik, berharap pada pemangku negeri, tentunya tidak juga keliru," ungkapnya, dalam seloroh, penuh harap. 

Dalam waktu dekat, Tejo menuturkan bakal ikut lomba inovasi daerah. Di tengah kerepotan situasi paceklik yang berimbas telak usahanya. Tejo berujar masih cukup semangat mengikuti agenda daerah tersebut. Agenda yang rencananya bakal digelar Pemda BU lewat Balitbangda pada kisaran bulan Desember, penilaian. 

"Yah ikhtiar. Tuhan kan senang sama orang ikthiar," ucapanya.

BACA JUGA:10 Napi Malabero Dipindah ke Lapas Arma

Dosen Fakultas Ilmu Sosial Politik Unversitas Ratu Samban, Ahmad Bastari,S.Sos, M.Si, bilang momentum menuju kontestasi sangat perlu segmen-segmen kriya ini digaungkan pada kontestan. Upaya ini, kata dia, menjadi salah satu bentuk kampanye positif yang muatannya, tidak sabatas rencana-rencana program, tapi lebih kepada menggandeng sektor-sektor riil yang diharapkan  dapat membantu geliat ekonomi kerakyatan. 

"Bahkan kontestan juga tidak salah, ketika membangun kanal-kanal untuk mamfasilitasi pasar produk. Termasuk juga mengevaluasi dukungan konkret pada perbankan. Seperti benar-benar menyalurkan kepada pelaku UMKM sampai dengan memberikan program keringanan ketika situasi tengah paceklik," ungkapnya.

Maka dalam masa kontestasi politik inilah, menurut Abe, sapa akrabnya, menjadi bejana inovasi dan evaluasi sosial yang dimotori para calon-calon kontestan. Tujuannya, sekali lagi jangan dipandang sebatas kepentingan politik. Tapi lebih kepada menghimpun persoalan sosial-ekonomi, untuk nantinya diperjuangkan di gelanggang-gelanggang kewenangan, saat terpilih. 

"Karena politik adalah seni. Dengan catatan, tidak melakukan politik praktis atau program-program yang dipolitisir," pungkasnya. (bep)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan