Indonesia Pengekspor CPO Terbesar, Akankah Harga Sawit Naik?

Reporter: Abdurrahman Wachid |

Editor: Ependi |

Jumat , 10 Jan 2025 - 20:44

Indonesia Pengekspor CPO Terbesar, Akankah Harga Sawit Naik?-Radar Utara/Benny Siswanto-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Di tengah perkembangan pesat komoditas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Utara, persentasi hasil dengan perawatan masih terbilang mengalami kesinjangan.

Pasalnya, tanpa perawatan maksimal maka hasil produksi panen yang dihasilkan pun bakal jauh dari kata ideal.

Pada dasarnya, kondisi harga sawit di Indinesia sebenarnya masih berpeluang terus bisa di dongkrak.

Faktanya, dilangsir dari dari website resmi Ditjenbun pertanian RI, data United States Departement of Agriculture (USDA), telah menentukan bahwa negara Indonesia adalah negara produsen minyak sawit terbesar di dunia.

Jumlah produksi CPO yang dihasilkan pada periode 2022/2023 mencapai 45,5 juta metrik ton (MT).

Artinya, Mentan Amran menyebut bahwa pada dasarnya Indonesia mampu menjadi negara penentu harga sawit dunia.

“Harusnya kita (Indonesia) yang seharusnya menentukan harga CPO dunia itu, karena kita produsen terbesarnya,” ucap Mentan Amran.

Tak bisa dipungkiri, beberapa tahun silam, harga TBS sawit di masyarakat khususnya di Kabupaten Bengkulu Utara, harganya hancur pernah mencapai kurang dari Rp 1.000 perkilogram, bahkan sempat ada yang hanya Rp 600.

Meskipun pada akhir-akhir ini, baik tahun sejak pertengahan tahun 2023 hingga 2024, sudah mulai membaik ada yang sempat mencapai Rp 3.000 perkilgram. Melihat kondisi yang disampaikan Mentan Amran, agaknya posisi petani sawit dimungkinkan bakal kembali diangkat derajatnya.

Kondisi itu mulai dibaca oleh mayoritas petani sawit rakyat yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara.

indonesia pengekspor cpo terbesar, akankah harga sawit naik?                            radarutara.bacakoran.co - di tengah perkembangan pesat komoditas perkebunan kelapa sawit di kabupaten bengkulu utara, persentasi hasil dengan perawatan masih terbilang mengalami kesinjangan.
pasalnya, tanpa perawatan maksimal maka hasil produksi panen yang dihasilkan pun bakal jauh dari kata ideal. 
pada dasarnya, kondisi harga sawit di indinesia sebenarnya masih berpeluang terus bisa di dongkrak. 
faktanya, dilangsir dari dari website resmi ditjenbun pertanian ri, data united states departement of agriculture (usda), telah menentukan bahwa negara indonesia adalah negara produsen minyak sawit terbesar di dunia.
baca juga:lahan perkebunan sawit di mukomuko makin luas, totalnya lebih 22.315 hektare
baca juga:masuk tahun baru 2025, harga sawit di bengkulu merosot
jumlah produksi cpo yang dihasilkan pada periode 2022/2023 mencapai 45,5 juta metrik ton (mt).
artinya, mentan amran menyebut bahwa pada dasarnya indonesia mampu menjadi negara penentu harga sawit dunia.
“harusnya kita (indonesia) yang seharusnya menentukan harga cpo dunia itu, karena kita produsen terbesarnya,” ucap mentan amran.
tak bisa dipungkiri, beberapa tahun silam, harga tbs sawit di masyarakat khususnya di kabupaten bengkulu utara, harganya hancur pernah mencapai kurang dari rp 1.000 perkilogram, bahkan sempat ada yang hanya rp 600.
baca juga:ribuan hektar sawit daerah di bengkulu ini penuhi standar ispo, harga beli naik? 
baca juga:program replanting sawit di mukomuko hampir tuntas, realisasinya 906 hektar
meskipun pada akhir-akhir ini, baik tahun sejak pertengahan tahun 2023 hingga 2024, sudah mulai membaik ada yang sempat mencapai rp 3.000 perkilgram. melihat kondisi yang disampaikan mentan amran, agaknya posisi petani sawit dimungkinkan bakal kembali diangkat derajatnya.
kondisi itu mulai dibaca oleh mayoritas petani sawit rakyat yang ada di kabupaten bengkulu utara.
para petani sawit, sudah mulai sadar dengan pola perkebunan sawit yang menghasilkan produksi yang ideal itu memerlukan perawatan yang spesial. terutama dilakukan pemumukan yang merata dan secara berkala.
budi, salah satu petani sawit yang ada di kabupaten bengkulu utara, meskipun tidak memiliki kebun yang tidak terlalu luas, hanya sekitar 2 hektar, saat dibincangi ru pun bisa berkomentar terkait jumlah produksi kebun miliknya setelah mendapatkan perlakuan khusus selama dua tahun, hasilnya berangsur meningkat.
baca juga:muncul jejak mirip harimau di jalan kebun sawit 
baca juga:empat daerah di bengkulu punya umk, paling gede daerah penghasil sawit 
sebelum dilakukan pemupukan rutin empat bulan sekali, selama dua tahun itu, hasil yang didapatkannya setiap bulan atau dua kali panen, tidak pernah mencapai 2 ton tandan buah segar (tbs).
"kalau dulu, sebelum pemupukan rutin, paling-paling nggak sampai 2 ton, dua hektar itu,"tutur budi.
padahal idealnya, masih menurut kementerian pertanian per hektar perkebunan kelapa sawit mampu menghasilkan 3 ton tbs setiap bulannya.
menurut budi, setelah dilakukan perawatan dan pemupukan secara rutin selama dua tahun itu, hasil panen kebun miliknya berangsur meningkat daripada sebelumnya.
baca juga:disperindag bakal tertibkan timbangan sawit belum berlabel tera
baca juga:sawit rakyat rentan jadi objek monopoli pabrik cpo
"kalau sekarang sudah mulai membaik, dua haktar itu sudah bisa menghasilkan 3 sampai 4 ton per bulan dua kali panen,"tuntasnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi RADAR UTARA, 11 JANUARI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan