Bupati Bangga, Bengkulu Utara jadi Obyek Studi Tiru di Provinsi Bengkulu
--
PADANG JAYA RU - Kerja konkret, tidak sebatas teori sektor sosial di daerah, mendapatkan apresiasi Bupati Bengkulu Utara (BU), Ir H Mian. Saat menghadiri Pelatihan Peningkatan Kesiapsiagaan Tagana dan Sahabat Tagana dalam Penanggulangan Bencana.
Terobosan di sektor pelayanan sosial yang memangkas rentang kendali sehingga birokrasi pelayanan kepada masyarakat menjadi simpel dan sederhana. Juga disampaikan Mian, mengantarkan daerah ini menjadi jujugan studi tiru dari kabupaten-kabupaten lain di wilayah Provinsi Bengkulu.
Dalam kegiatan yang digelar di wilayah Kecamatan Padang Jaya, Senin (11/12). Bupati juga menegaskan, pemberdayaan di sektor tanggap darurat kebencanaan di daerah sangatlah penting. Dengan wilayah luas yang tidak hanya berada di darat, tapi juga di laut yakni Enggano, sistem pelayanan holistik yang mampu dilakukan daerah harus juga dibarengi dengan insan-insan Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang mumpuni.
Tidak hanya kualitas. Tapi juga kuantitas. Karenanya, keberadaan sahabat tagana yang jumlahnya ratusan orang, tengah diupayakannya untuk menjadi Tagana yang merupakan perpanjangan Kementerian Sosial (Kemensos).
"Alhamdulilillah, saat ini Pemda BU memiliki sistem yang dinamai Puskesos. Kanal layanan ini, terintegrasi kepada 215 desa dan 5 kelurahan yang menyebar pada 19 kecamatan. Ini sebuah terobosan positif yang dilakukan Dinsos dan saya sangat mengapresiasi," kata Bupati menegasi, kemarin.
Keandalan Puskesos pun, lanjut Bupati, sudah terbukti dengan beberapa kali dalam melakukan update seputar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang terkoneksi langsung dengan Kementerian Sosial. Tugas-tugas dari pusat, mampu dilakukan dalam hitungan hari dengan keterjangkauan massif di seluruh daerah.
Gebrakan ini, sejalan dengan transformasi sistem pelayanan kepada masyarakat yang menjadi konsen pemerintah pusat. Dimana, kata dia, sistem mampu memangkas rentang kendali birokrasi. Pendeknya, sistem pelayanan menjadi singkat, sederhana namun berkualitas.
"Dan alhamdulillah, kabupaten kita mampu menjadi jujugan studi tiru di wilayah Provinsi Bengkulu. Ini sebuah keberhasilan yang harus terus dipertahankan dan dikembangkan. Saya ingin, langkah serupa juga dilakukan di semua satker. Sehingga pelayanan pemerintah kepada rakyat ini semakin mudah," ungkapnya, sembari mewejang kepada jajaran.
Bupati juga menyampaikan, kerja pelayanan sudah harus mengusung prinsip komprehensif. Karenanya, politisi PDIP ini sering terdengar mengingatkan jajarannya agar tidak ego sektoral dalam menerjemahkan rencana strategis daerah (renstra) yang kemudian dibreakdown dalam jabaran rencana kerja (renja) Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Langkah serupa, terus dia, juga telah dilakukan Pemda BU dalam membangun kanal layanan yang memberi imbasan positif, tidak hanya masyarakat kabupaten. Tapi juga kabupaten tetangga. Itu teraplikasikan dengan keberadaan Unit Kerja Kantor (UKK) Imigrasi yang dalam jangka panjang bisa menjadi cikal bakal Kantor Imigrasi kedepannya.
Kerja-kerja transformatif semacam inilah, lanjut Mian, sangat penting untuk mampu didesain kepala OPD. Kemudian diterapkan konkret sebagai unggulan daerah menyikapi kompleksitas persoalan sosial dan iklim birokrasi yang transformatif di era globalisasi yang mengingingkan kanal-kanal koneksitas dengan semangat akuratif dalam simplifikasi sistem.
"Maka tata pemerintahan, harus mampu menjawab kebutuhan publik, tidak hanya lokal dan nasional. Tapi juga global," terang Bupati yang tahun ini diapresiasi pemerintah pusat, lantaran mampu menjadi motor pengendalian inflasi di daerah.
Langkah lainnya di sektor manajemen sosial, Bupati didampingi Kadinsos, Agus Sudrajat, SKM, M.Si, juga mengapresiasi keberadaan lumbung pangan yang kini telah menjadi bagian dalam skenario tanggap darurat kebencanaan. Dia menegaskan, pengelolaannya sudah memiliki sistem baku, sehingga mampu dioptimalkan dalam menjangkau layanan pascabencana.
"Dan keberadaan lumbung sosial ini ini, merupakan satu-satunya di Provinsi Bengkulu. Benar ya, Pak Kadis," toleh Bupati kepada Kadinsos Agus Sudrajat yang dijawab lugas.
"Benar pak Bupati," jawabnya, menegas pula.
Lebih teknis, Kadis Sosial BU, Agus Sudrajat, SKM, M.Si, menyampaikan manajemen tanggap bencana yang salah satunya adalah keberadaan Tagana yang merujuk Peraturan Menteri Sosial Nomor 28 Tahun 2012. Taruna Siaga Bencana, jelasnya lagi, merupakan relawan sosial atau Tenaga Kesejahteraan Sosial berasal dari masyarakat yang memiliki kepedulian dan aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial.
Upaya daerah terhadap elemen penting ini, selain terus membangun konsolidasi profesional yang bertujuan pada peningkatan kapasitas. Namun begitu, aktivitasnya juga dipandang perlu dibarengi dengan peningkatan kuantitas SDM. Lahirlah Sahabat Tagana. Angkanya, kini mencapai ratusan orang dan sejalan dengan pemahaman yang terus diberikan secara massif, akan pentingnya kader-kader tanggap bencana ini, terus menampakkan progres positif.
Motor penting itu, kata Agus, mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana, baik pra bencana, saat tanggap darurat, maupun pascabencana, dan tugas-tugas penanganan permasalahan sosial lainnya yang terkait dengan penanggulangan bencana.
"Tagana dan Sahabat Tagana ini, nantinya akan menjadi kekuatan yang berbasis di masyarakat. Sejalan dengan upaya pemerintah daerah seperti ditegas Bupati Mian yang tengah mengkonsolidasikan keberadaan SDM kebencanaan ini kepada Menteri Sosial RI," terangnya.
Tinggal lagi, lanjutnya, kampanye konsolidatif kepada masyarakat oleh teman-teman Tagana dan Sahabat Tagana untuk memassifkan program strategis daerah, sebagai upaya preventif dan pre-emtif berjalan dengan maksimal. Tepat guna dan tepat sasaran.
Untuk itulah, lanjut Agus, kerja paralel menjadi salah satu konsep yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan artian, di tengah strategisnya Tagana dan Sahabat Tagana ini. Pemerintah daerah, persis seperti yang disampaikan Bupati Mian, mengupayakan status keberadaan dan peran-peranannya selain diapresiasi daerah, juga diapresiasi oleh pemerintah pusat.
"Maka, Tagana dan Sahabat Tagana ini, merupakan ujung tombak daerah. Semoga upaya bersama ini, mendapatkan hasil yang positif," harapnya.
Strategisnya Tagana dan Sahabat Tagana ini, lanjut Kadinsos, tidak serta merta. Secara konseptual, terus dia, keberadaannya akan mendukung kerja cekatan, profesional dan berintegritas. Salah satunya, saat pengoperasian lumbung sosial (buffer stock,red) yang menjadi satu-satunya di Provinsi Bengkulu dan kini telah menyebar pada 5 kecamatan.
BACA JUGA:Soal Antrean Solar, Kuota BBM Dikerek 2 Persen
"Artinya, keberadaan SDM tangguh ini, merupakan bagian dari sistem resmi. Fungsi dan peranananya sudah terkoneksi dengan sarana dan prasarana darurat kebencanaan yang telah didesain sedemikian rupa oleh daerah," terangnya.
Layaknya keberadaan Puskesos, Agus Sudrajat yang sempat menjadi Sekcam Hulu Palik, sebelum kemudian bertugas di Bapelitbangda dan berlanjut ke penugasan hingga saat ini sebagai Kepala Dinsos BU. Menyampaikan, konsep terintegrasi sebagai jembatan koneksitas pelayanan publik, juga menjadi bagian dari upaya daerah.
Karenanya, semangat pemberdayaan, juga sejalan dengan tata regulasi, juga diterapkan pada upaya daerah. Fakta kemudian membawa, Bengkulu Utara dijujug 6 kabupaten dalam studi tiru, tidak lepas dari dukungan lintas stakeholder.
"Kami sangat sadar betul, bahwa kerja sinergis dan kolaboratif ini sangatlah penting. Karenanya, dukungan konkret yang telah diterlaksana selama ini, akan terus dikembangkan demi memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat," pungkasnya. (adv)