Legislatif: UMKM Triger Ekonomi Perlu Modernisasi

--

ARGA MAKMUR RU - Badai krisis, acap menempatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sebagai segmen ekonomi yang tangguh sehingga terus bertahan. Legislatif mendorong daerah melakukan langkah-langkah modernisasi dalam membangun kanal UMKM yang tranformatif. 

 

Hal ini disampaikan politisi senior, Parmin, saat dibincangi proyeksi geliat ekonomi UMKM yang menurutnya masih sangat strategis. Penegasannya ini, bukan sebatas ide. Jauh sebelum terjun ke kancah politik, politisi PDIP ini, sudah malang melintang di dunia bisnis. Khususnya hasil bumi. Maka pandangan soal pentingnya, UMKM yang transformatif agar kian menggeliatkan ekonomi di masyarakat, harus dibarengi dengan sebuah kebijakan yang terukur.

 

"Sehingga inovasi yang dilakukan UMKM ini, nantinya memiliki wadah yang juga didesain adaptif dengan perkembangan jaman, kebutuhan pasar yang lebih luas serta pasar yang lebih kompetitif," ungkap Parmin.

 

Sebagai wakil rakyat, lanjut Parmin, dirinya merasa memiliki kewajiban untuk mendorong pemerintah terus berpihak kepada para pelaku UMKM di daerah.

 

Ditegasi Parmin, para pelaku UMKM harus diberi kesempatan menjual produknya secara luas. Termasuk, terus dia lagi, diserap dengan kegiatan-kegiatan anggaran yang bersumber dari APBD. Sebagai sektor usaha nonformal yang jumlahnya sangatlah besar. 

BACA JUGA:Pemda Bengkulu Utara Paling Informatif se Provinsi Bengkulu

UMKM, terus dia, menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. Jadi penting untuk membantu para pelaku usaha mikro bisa lebih mudah dalam memasarkan produknya di website atau portal UMKM tersebut nantinya.

 

Pandangan positif juga disampaikan Parmin kepada eksekutif. Pemkab BU dipandangnya telah memberikan ruang kepada para pelaku UMKM pada Pekan Raya dalam rangka peringatan Hari Jadi Pemindahan Ibu Kota Kabupaten BU ke 47. 

 

Dimana, dalam pelaksanaan pekan raya yang memakan waktu 10 hari tersebut, tercatat nilai perputaran uang dalam pekan raya tersebut mencapai belasan miliar rupiah. Suksesi ini, diminta Parmin terus dilanjutkan, karena berdampak positif masyarakat. Artinya, tujuan penyelenggaraan pekan raya untuk peningkatan ekonomi warga BU benar-benar berjalan dengan maksimal.

 

"Tinggal lagi membangun kantung-kantung basis perputaran ekonomi ini yang perlu ditambah," ujarnya.

 

Desakan legislatif soal transformai UMKM oleh daerah, sejalan dengan testimoni pelaku bisnis. Dirasa, pergerakan uang di masyarakat, seperti nyendat. Kondisinya, soalah keberadaan uang tengah ditahan para pemiliknya. Situasi itu pun berimbas dengan lesunya lalulintas perekonomian. Salah satunya di sektor usaha kecil dan menengah; kriya alias kerajinan tangan. 

 

Seperti yang diungkapkan Tejo, pengrajin bambu di wilayah Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara (BU). Dia bilang, usahanya tengah dalam kondisi sangat lesu. Pembelian pernak-pernik khas bambu, seperti kursi, meja dan ragam handycraft yang biasa dibuatnya. 

 

"Lagi lesu ini," ungkapnya. 

 

Disampaikan Tejo, dengan situasi yang terjadi saat ini, bahkan sisa sakit usahanya saat pagebluk Covid-19 yang mendera sejak 2020-an, membuatnya dilema dalam berkarya. Itu lantaran dirinya harus membeli bahan-bahan baku lebih dulu dan dibantu dengan perajin-perajin yang lazim digandengnya. Sementara hasil produksi, begitu lambat dirasa untuk lepas menuju tangan pembeli. 

 

"Semoga dilema ini tidak terus terjadi. Sebagai manusia beriman, pasang surut usaha dan rejeki itu biasa. Dan sebagai seorang warga negara yang baik, berharap pada pemangku negeri, tentunya tidak juga keliru," ungkapnya, dalam seloroh, penuh harap. 

BACA JUGA:Satu SPBU Arga Makmur Stop Beroperasi

Dalam waktu dekat, Tejo menuturkan bakal ikut lomba inovasi daerah. Di tengah kerepotan situasi paceklik yang berimbas telak usahanya. Tejo berujar masih cukup semangat mengikuti agenda daerah tersebut. Agenda yang rencananya bakal digelar Pemda BU lewat Balitbangda pada kisaran bulan Desember, penilaian. 

 

"Yah ikhtiar. Tuhan kan senang sama orang ikthiar," ucapanya.

 

Terpisah, Dosen Fakultas Ilmu Sosial Politik Unversitas Ratu Samban, Ahmad Bastari, S.Sos, M.Si, bilang. Momentum menuju kontestasi sangat perlu segmen-segmen kriya ini digaungkan pada kontestan. Upaya ini, kata dia, menjadi salah satu bentuk kampanye positif yang muatannya, tidak sabatas rencana-rencana program, tapi lebih kepada menggandeng sektor-sektor riil yang diharapkan dapat membantu geliat ekonomi kerakyatan. 

 

"Bahkan kontestan juga tidak salah, ketika membangun kanal-kanal untuk mamfasilitasi pasar produk. Termasuk juga mengevaluasi dukungan konkret pada perbankan. Seperti benar-benar menyalurkan kepada pelaku UMKM sampai dengan memberikan program keringanan ketika situasi tengah paceklik," ungkapnya.

 

Maka dalam masa kontestasi politik inilah, menurut Abe, sapa akrabnya, menjadi bejana inovasi dan evaluasi sosial yang dimotori para calon-calon kontestan. Tujuannya, sekali lagi jangan dipandang sebatas kepentingan politik. Tapi lebih kepada menghimpun persoalan sosial-ekonomi, untuk nantinya diperjuangkan di gelanggang-gelanggang kewenangan, saat terpilih. 

 

"Karena politik adalah seni. Dengan catatan, tidak melakukan politik praktis atau program-program yang dipolitisir," pungkasnya. (adv)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan