Konflik Global Terus Memanas, Benarkah Ekonomi Dunia Terancam Lumpuh di Tahun 2025?
Ilustrasi-Shutterstock-
China, yang merupakan pabrik dunia, menghadapi tantangan besar dalam menghadapi sanksi internasional, sementara negara-negara besar mulai mencari alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan dari China.
Ketidakpastian Pasokan dan Krisis Energi
BACA JUGA:Pemerintah Dorong Industri Padat Karya untuk Ciptakan Lapangan Kerja dan Percepat Pemulihan Ekonomi
Konflik-konflik ini tidak hanya mempengaruhi sektor energi, tetapi juga mengganggu rantai pasokan global.
Banyak negara yang mengandalkan pasokan barang dari negara yang terlibat dalam konflik, seperti bahan baku, komoditas, dan barang elektronik.
Gangguan pasokan ini mengarah pada kelangkaan produk di pasar global, yang kemudian mendorong harga barang-barang konsumsi naik.
Kelangkaan ini, ditambah dengan inflasi yang tinggi, bisa menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, memperburuk kesenjangan ekonomi, dan meremukkan pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA:Stimulus Ekonomi, Pedagang dan UMKM Mukomuko Dibantu Tenda dan Timbangan
BACA JUGA:Ekonomi Syariah Berperan Penting Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Sektor energi, khususnya minyak dan gas, juga berisiko terjebak dalam ketidakpastian jangka panjang.
Negara-negara Eropa yang bergantung pada energi Rusia telah dipaksa mencari sumber energi alternatif, tetapi proses transisi ini memerlukan waktu.
Sementara itu, negara-negara penghasil energi seperti Arab Saudi dan Iran juga berada dalam ketegangan yang dapat mempengaruhi kestabilan pasokan global.
Apakah Ekonomi Dunia Terancam Lumpuh pada 2025?
Berdasarkan berbagai analisis, meskipun ancaman kelumpuhan ekonomi di tahun 2025 masih dianggap prematur, resesi global yang dalam tidak dapat diabaikan begitu saja.
BACA JUGA:4 Pilar Penting Ekonomi Mikro yang Harus Kamu Ketahui
BACA JUGA:Dari Limbah Menjadi Laba: Inovasi Ekonomi Hijau di Indonesia