Kolaborasi RI-Rusia untuk Teknologi Kesehatan dan Pangan

BRIN dan Rosatom bersama dua perguruan tinggi terkemuka di Rusia menggelar Nuclear Young Talent Fest 2024 di Indonesia guna menyiapkan talenta IPTEK nuklir dalam negeri.- ANTARA FOTO/ Galih Pradipta-

“Kita berharap kerja sama dengan Rosatom bisa mempercepat laju pengembangan teknologi dalam produksi radioisotop, yang menjadi concern (perhatian) kita, baik berbasis reaktor maupun akselerator,” ungkap Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimeteri (PRTRRB) BRIN Tita Puspitasari, dilansir laman BRIN.

BACA JUGA:Komitmen Pemerintah Indonesia Memacu Ekonomi Daerah lewat Penguasaan Teknologi

BACA JUGA:Kenali! Ini 5 Teknologi Tertua di Dunia Yang Masih Berfungsi dan Dipakai Hingga Kini

Peneliti Ahli Utama PRTRRB BRIN Rohadi Awaludin menuturkan, kini BRIN berfokus pula pada pemanfaatan nuklir untuk non-energi. Misalnya, di bidang kesehatan, pertanian, dan pangan.

“BRIN memiliki program besar dalam pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kesehatan, khususnya untuk produksi radioisotop dan radiofarmaka, yaitu untuk diagnosis dan terapi, lebih khusus lagi untuk diagnosis dan terapi kanker,” kata Rohadi.

Indonesia sudah menjadi pelopor dalam penggunaan teknologi nuklir. Antara lain dalam mengembangkan varietas padi  unggul. Sejak 2013, Indonesia yang diwakili oleh Kelompok Peneliti Pemuliaan Tanaman Pangan (PAIR) bekerja sama dengan IAEA dan Badan Pangan Dunia (FAO) telah mengembangkan 23 varietas padi baru.

Kiprah Indonesia tersebut diapresiasi oleh dunia internasional sehingga mendapatkan dua penghargaan FAO/IAEA Outstanding Achievement Award, yaitu di 2014 dan 2021.

BACA JUGA:Hunian Pekerja Konstruksi Berteknologi Mobox di IKN, Efisien dan Tahan Gempa

BACA JUGA:MBKM KKP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Karena itu, kolaborasi BRIN dan Rosatom untuk mendalami hal konkret di bidang pemanfaatan nuklir untuk non-energi seperti kesehatan dan pangan.

Rosatom merupakan pengembang teknologi nuklir terkemuka di dunia dengan pengalaman lebih dari 70 tahun untuk pengembangan nuklir untuk kepentingan damai. 

Sementara itu, Kepala Kantor Regional Rosatom Indonesia, Anna Belokoneva menjelaskan tentang teknologi nuklir yang saat ini dimiliki oleh Rusia.

Di antaranya di bidang pertanian dan kedokteran. Ia menyampaikan beberapa topik yang bisa didiskusikan untuk kerja sama lebih lanjut dan terperinci.

BACA JUGA:World Water Forum ke-10, Peluang Indonesia Belajar Peran Teknologi Atasi Perubahan Iklim

BACA JUGA:Penting Bagi Perempuan Kuasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan