RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Ekspor kelapa sawit Indonesia terus menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian nasional, menyumbang pendapatan signifikan dan menciptakan lapangan kerja.
Menghadapi tahun 2025, prospek ekspor kelapa sawit Indonesia menunjukkan kombinasi antara tantangan dan peluang yang akan mempengaruhi industri ini.
Artikel ini akan membahas kondisi, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta prospek dan strategi untuk meningkatkan ekspor kelapa sawit di masa depan.
Kondisi Terkini Ekspor Kelapa Sawit
Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia dan terus memainkan peran utama dalam pasar global.
BACA JUGA:Transformasi Sekam Padi dan Abu Kelapa Sawit, dari Limbah Jadi Emas Hijau
BACA JUGA:Irigasi Rusak, Warga Beralih ke Tanaman Kelapa Sawit
Jika dilihat secara kumulatif, volume ekspor Crude Palm Oil (CPO) sejak awal tahun 2024 hingga April 2024 mengalami penurunan sebanyak 8,65% (YoY).
Namun pada periode Juli 2024, harga CPO kembali meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sementara itu, jika dilihat berdasarkan data, dalam rentan waktu 1 tahun terakhir sejak Juli 2023 hingga Juli 2024, rata-rata harga Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia telah tercatat sebesar US$ 793,03/ton.
Dalam rentan waktu tersebut, harga referensi tertinggi CPO tercatat senilai US$ 877,28/ton pada bulan Mei 2024 dan terendah pada rentan awal hingga akhir Oktober 2023 sebesar US$ 740,67/ton.
BACA JUGA:Harga TBS Ditetapkan Naik, Produksi Kelapa Sawit Petani Rendah
BACA JUGA: Menilik Potensi Biomassa Kelapa Sawit
Hingga akhir 2024, volume ekspor kelapa sawit Indonesia diperkirakan dapat menyentuh angka sekitar 35 juta ton, dengan nilai ekspor mencapai USD 28 miliar.