Kurun Waktu Tiga Tahun, Populasi Sapi di Mukomuko 32.000 Ekor

Senin 09 Sep 2024 - 06:21 WIB
Reporter : Wahyudi
Editor : Ependi

Anakan sapi menjadi lebih kerdil. Sedangkan ternak yang dilepasliarkan biasanya itu kawin alami. Tapi yang terjadi kawin sedarah.

Dalam beberapa periode, itu bisa menurunkan kualitas ternak menjadi kerdil, walaupun induk dan pejantannya besar.

BACA JUGA:Konsumsi Potong, Mukomuko Kirim Ratusan Ekor Sapi ke Luar Provinsi

BACA JUGA: Peternak di Mukomuko Ngeluh, Tempo Sebulan Puluhan Ekor Sapi Mati

"Saat ini pemerintah menyediakan straw kawin suntik. Selain untuk menjaga kualitas ternak sapi, insiminasi buatan ini, juga bisa mendorong produksi sapi lebih cepat," jelasnya.

Semisal, lanjut Fitri, masa bunting sapi biasanya 9 bulan atau sekitar 283 hari lalu akan melahirkan. Setelah melahirkan sapi bisa birahi  setelah 60 hari sampai 90 setelah melahirkan.

Ketika muncul tanda-tanda birahi pada indukan sapi, bisa langsung dikawin suntik. Persentase keberhasilan bunting dari insiminasi buatan ini juga cukup tinggi.

"Dan kawin suntik sudah mulai sering diterapkan peternak yang sapinya dikandangkan. Karena sapi cendrung lebih jinak dan mudah melakukan kawin suntik. Biasanya peternak sapi kandang tidak perlu memelihara pejantan," pungkasnya. (*)

Kategori :