Peserta dapat menikmati suasana yang semarak, dikelilingi pemandangan Bromo yang menakjubkan menjadikan pengalaman lari yang tak terlupakan.
2. Pedesaan dan Hutan
Rasakan pesona pedesaan di desa Ngadiwono, desa Pandansari, dan desa Mororejo. Setelah desa Mororejo, peserta akan melewati jalur hutan sepanjang 3 km yang kaya akan pepohonan rimbun dan kemudian kembali ke jalur beraspal di desa Podokoyo.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Saksi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
BACA JUGA:Dorong Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya dan UMKM Lokal
3. Pos Dingklik
Sekitar kilometer ke-30, peserta akan tiba di Pos Dinglik. Berada di ketinggian 2.463 mdpl, spot ini juga biasa menjadi lokasi alternatif yang terdekat untuk wisatawan menikmati sunrise gunung Bromo.
Dingklik dalam bahasa Jawa bisa berarti bangku pendek. Artinya di pos ini, Sobat Parekraf bisa duduk atau istirahat sejenak menikmati keindahan Bromo.
4. Kawasan Laut Pasir Bromo
Bagian paling menantang dari rute ini adalah melintasi kawasan Laut Pasir Bromo. Medan berpasir yang luas akan menguji kekuatan dan stamina para pelari. Namun, pemandangan Gunung Bromo yang megah akan menjadi penyemangat tersendiri.
BACA JUGA:Destinasi Wisata yang Lahir Dari Cerita Legenda di Nusantara
BACA JUGA:Wonderful Indonesia Co-Branding School Break 2024: Dorong Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan
5. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Rute ini juga melewati Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang menawarkan pemandangan hutan dan perbukitan yang hijau. Udara segar dan pemandangan alam yang indah akan menemani para pelari sepanjang rute ini.
Rute yang ditawarkan Bromo Marathon lebih dari sekadar marathon, melainkan sebuah perjalanan melalui lanskap menawan di Jawa Timur yang ditandai dengan candi yang tenang, komunitas Tenggerese yang bersemangat, dan melewati berbagai jenis medan.
Setiap peserta akan merasakan turunan di awal, menahan pendakian panjang, hingga menghadapi tanjakan di bukit terakhir.