Akhirnya, Marsono bersama seluruh tim kembali melakukan perubahan sebelum akhirnya dapat dirampungkan sekitar Mei 2024 dan langsung dikirimkan ke Museum Katedral Jakarta.
BACA JUGA:Potensi Mineral Indonesia, Kunci Sukses di Industri Kendaraan Listrik
BACA JUGA:Surplus Neraca Dagang dan Ekspansi Industri Manufaktur, Optimisme Ekonomi Indonesia 2024
Pihak Marsono tidak menghitung berapa biaya yang telah dihabiskan untuk membuat dua kursi istimewa bagi Bapa Suci tersebut.
Menariknya, pada bagian belakang bantalan kedua kursi salah satu sudut kursi ditorehkan kalimat dalam aksara Jawa yang artinya
"Persembahan dari keluarga besar SMK PIKA Semarang" sebagai bentuk kenang-kenangan. "Kursi ini dibuat sepenuh hati sebagai persembahan bagi Bapa Suci," ucap Marsono.
Sedangkan Wakil Ketua Museum Katedral Gregorius Indra mengatakan, kedua kursi kayu itu akan digunakan Paus di stadion dan Katedral. Dirinya menduga, kursi dengan lambang Paus Fransiskus akan ditempatkan di SUGBK dan kursi rotan di Katedral.
BACA JUGA: Industri Kerajinan Tangan Indonesia Menembus Pasar Internasional
BACA JUGA:Industri Minyak Kelapa di Indonesia: Potensi, Tantangan, dan Peluang Pasar Global
Selain kursi kayu buatan dalam negeri, Paus Fransiskus juga akan memakai kendaraan khusus. Biasanya dikenal sebagai popemobile atau mobil Paus dengan ciri khas diberi cat warna putih polos dan berkonsep terbuka. Ketika era Paus Yohanes Paulus II, popemobile diberi rumah kaca antipeluru.
Sedangkan popemobile yang akan digunakan Paus yang telah 11 tahun memimpin Takhta Suci Vatikan itu bermerek Maung buatan PT Pindad. Seperti dikutip dari salah satu akun di media sosial (medsos) Instagram, ditayangkan sebuah video yang memperlihatkan Maung warna putih dengan pelat SCV 1 sedang diuji coba di sebuah bengkel besar.
SCV sendiri seperti ditulis dalam penjelasan di akun medsos tersebut adalah singkatan dari bahasa Latin Status Civitatis Vaticanae yang artinya Negara Kota Vatikan. Maung yang khusus dibuat untuk membawa Paus Fransiskus berkeliling stadion menyapa umatnya itu berdesain semiterbuka dengan penutup khusus di bagian depan.
Sedangkan bagian belakang terdapat pintu dan tangga kecil yang bisa digunakan Paus Fransiskus sebagai akses naik-turun kendaraan.
BACA JUGA:Industri Nonmigas di Luar Jawa, Tren Positif Menuju Pemerataan
BACA JUGA:Smelter Baru Freeport Indonesia di Gresik, Babak Baru Industri Pertambangan
Kendaraan buatan Pindad itu, seperti dikutip dari website resminya, merupakan kendaraan taktis (rantis) angkut personel ringan untuk mendukung operasi di medan sulit. Kendaraan buatan Kota Bandung tersebut memiliki panjang 4,8 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 1,8 meter.