BACA JUGA:Bukan Dia, Romeomu
Keesokan harinya aku masih penasaran dengan kejadian tadi malam. Aku mendatangi pos security kosan. Dengan alasan ingin tau apakah tadi malam ada orang yang masuk kamarku, karena lupa aku kunci, dan ada barang yang hilang.
Aku tidak membahas tentang ular, karena aku yakin kedua ular itu bukan ular biasa, ya aku yakin mereka berdua ular siluman. Begitu dibukakan layar CCTV, mengulang waktu waktu kejadian tadi malam, mendeteksi pergerakan di jam ke 01.13, nampak aku keluar dari kamar kos.
Anehnya dua ular itu tidak tampak di layar CCTV. Kemudian ganti kamera, yang mengarah di tempat parkiran mobil. Terlihat aku sedang ngobrol sama lelaki itu.
Kesimpulan yang aku dapatkan dari kejadian ini, saat menjadi ular, mereka sebagai makhluk gaib, tak bisa terlihat dari kamera.
BACA JUGA:Menggores Aksara Di Pusara Rumah Ayah
BACA JUGA:Kotak Rahasia Jessy
Ketika sudah berwujud sebagai manusia, barulah bisa terekam kamera. Dari situ aku paham dan yakin, ular itu adalah ular siluman, dan ritual setiap jumat kliwon yang sering aku dengar itu mungkin ritual membaca mantra untuk memanggil sang ratu ular.
Terima kasih pak satpam, tidak ada orang yang masuk ke kamar kosku, mungkin aku lupa menaruh, coba nanti saya cari di kantor. ucapku pada pak satpam.
Aku tak membahas tentang kejadian bertemu ular siluman itu, karena aku tak mau berurusan dengan mereka. Konon menurut pengalaman beberapa orang, siapa yang mengetahui keberadaan mereka, akan terus diteror, dan ujungnya mati mengenaskan.
Berpura-pura bodoh adalah cara paling aman ketika bersinggungan dengan siluman. Walau sebenarnya aku tau siapa mereka, tapi mereka tidak tahu kalau aku sudah tahu jati diri mereka.
BACA JUGA:JODOHMU ADALAH SIAPA DIRIMU
BACA JUGA:DEBAT ORANG-ORANG BISU
Tak lama setelah kejadian itu, aku pindah kos. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, dan tidak ingin istirahatku terganggu dengan ritual aneh yang mereka lakukan.
Kejadian itu menjadi bukti nyata bahwa mitos adanya ratu ular yang ada di kota ini, bukan isapan jempol belaka. Anak cucu sang ratu ular masih berkeliaran di sekitar kita. Untunglah ada satu sebab mereka tidak bisa meninggalkan kota ini, karena kota ini ditanami paku-paku bertuah oleh seorang Wali.
Paku-paku itu ditanam secara gaib, mengitari kota ini, mulai dari lingkar utara sampai lingkar selatan.