Ini disampaikan Menkes Budi, menyikapi fakta skrining TBC yang relatif sulit dilakukan untuk mereka yang masih anak-anak, dalam upaya diagnosis secara fisik hingga pengambilan sampel dahak.
BACA JUGA:Duhh, Sumatera Masuk Data Mencolok TBC Nasional tapi Masih Didominasi Pulau Jawa
BACA JUGA:TBC EMANG BAHAYA YA???
"Karenanya diperlukan intervensi dengan pendekatan teknologi untuk mendukung skrining," ujar Menkes Budi, usai menghadiri peringatan Hari Anak Nasional yang dipusatkan di Gedung Sate, Bandung, Jumat, 2 Agustus 2024.
Bantuan Uni Emirat Arab atau UEA, di sektor kesehatan alih-alih mendukung pencegahan dini kasus tuberkolosis yang saban tahun terus melonjak, dikatakan Menkes akan digunakan untuk pengadaan 36 kit alat skrining TBC.
Dari 25 unit alat skrining TBC portable yang sudah dibeli oleh pemerintah, Kemenkes kemudian menyebar 15 alat skrining itu kepada 15 kabupaten/kota dalam 9 provinsi yang menjadi prioritas percepatan eliminasi TBC 2030.
Paparan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengungkap daerah dengan kasus TBC tertinggi di Indonesia.
BACA JUGA:Duhh, Sumatera Masuk Data Mencolok TBC Nasional tapi Masih Didominasi Pulau Jawa
BACA JUGA:TBC EMANG BAHAYA YA???
Untuk Pulau Sumatera, lokus intervensi program yang dilakukan pusat adalah di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan kasus terbanyar terjadi di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Sementara untuk wilayah Indonesia Timur, kasus tertinggi TBC yang datanya sudah ditangkap pusat terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Sulawesi Selatan.