Ada juga Taman Pelangi, Taman Kebun bibit di daerah Bratang, Taman Ekspresi yang mewadahi ekspresi karya seni dari masyarakatnya, dan Taman Mundu yang terletak di daerah Tambaksari.
Tugu Pahlawan, Museum Sepuluh November dan Monumen Bambu Runcing juga dipercantik. Transformasi ini juga terjadi di Surabaya barat yang dahulu gelap dan terkesan angker.
Kini bagian kota ini penuh dengan bangunan beton, tapi terkesan teduh, dimana pusat kuliner dipadu dengan pusat perbelanjaan, mirip Singapura.
Kini wisata belanja bawah tanah sedang dibangun di sekitar Balai Pemuda jl Pemuda, jl Yos Sudarso, jl Panglima Sudirman dan jl Gubernur Suryo. Wisata ini akan menampilkan berbagai karya seni, stan kuliner dan produk UMKM warga Surabaya.
BACA JUGA:Aturan Baru: Dokter Boleh Praktik di Tiga Tempat, Ini Syaratnya!
BACA JUGA:Syarat dan Prosedur Mendirikan CV
Berbagai upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya memberi kesan Surabaya lebih ramah dan teduh, terutama dengan banyaknya pohon dan taman, juga jalan yang cukup lebar.
Kesan ini sangat berbeda dengan 20-30 tahun lalu. Percaya atau tidak berbagai usaha serius ini mampu mendongkrak jumlah wisatawan di Surabaya dari 15 juta pada tahun 2015 menjadi 27 juta pada tahun 2018.
Ciptakan Pahlawan Ekonomi
Transformasi juga dilakukan di bidang ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM). Mereka memiliki program Ibu, Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda yang fokus pada pemberdayaan ibu rumah tangga dan pemuda dari keluarga miskin untuk mengembangan bisnis skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Mereka diberi pelatihan teknis, dan pendampingan komprehensif (pengolahan, disain kemasan, managemen dan pemasaran) untuk usahanya itu. Pada tahun 2010 hanya ada 92 orang yang mengikuti program ini.
BACA JUGA:Optimisme Pasar Modal Indonesia, Strategi Pemerintah Pulihkan IHSG
Pada tahun 2017 jumlahnya mencapai 8565 dan tahun 2018 mencapai sekitar 9100 UMKM yang sudah mengikuti program ini. Hasilnya nyata.
Roda ekonomi masyarakat berputar dengan baik dan angka kemiskinan dapat ditekan dari rerata 7 % kini menjadi 5 % penduduk miskin per tahun 2018.
Selain itu kota ini punya Broadband Learning Center (BLC) sebagai tempat warga meningkatkan kapasitas digitalnya.