RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Desa Sido Urip Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara, sukses mengadakan Peringatan Tahun Baru Hijriah atau Tahun Baru Islam yang biasa disebut dengan Suroan.
Rangkain acara dimulai pada Jumat 19 Juli 2024 dengan kegiatan Istiqhosah, Gotong-royong Pembersihan Makam, berlanjut dengan acara Potong Kambing, Kenduri Desa dan Wayang Kulit yang berlangsung pada Sabtu 20 Juli 2024.
Puncak acara berupa Kenduri atau Selamatan desa dan Pagelaran Wayang Kulit pada Sabtu siang dan Sabtu malam, dipusatkan di halaman Kantor Desa, dihadiri ribuan masyarakat Desa Sido Urip dan sekitarnya.
Bertepatan dengan momentum berlangsungnya Kenduri Desa, warga Sido Urip menobatkan Wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata, SE, MAP sebagai Sesepuh Masyarakat Desa Sido Urip.
BACA JUGA:Minum Rebusan Ketumbar Ternyata Banyak Khasiat Yang Dapat Diperoleh
BACA JUGA:Kulit Anda Muncul Bintik-bintik Merah Disertai Gatal-gatal, Ini Lima Cara Mengatasinya
Sementara Ki Mantep Sularno membawakan lakon Romo Tambak dalam Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk. Mengisahkan tentang Prabu Romo yang menambak atau membendung lautan, untuk dipergunakan sebagai jalan bagi pasukannya menuju kerajaan Astina.
Kades Sido Urip, Sukarnoto, dalam sambutannya mengatakan pihaknya akan terus berupaya mengadakan acara Suroan sebagai acara rutin tahunan, demi melestarikan budaya warisan para pendahulu.
Sukarnoto juga menghaturkan terima kasih atas dukungan seluruh warga serta para donatur yang telah membantu terlaksananya acara.
Sedikit menuturkan sejarah Desa Sido Urip, Sukarnoto menceritakan bahwa desa yang mayoritas warganya berasal dari Kabupaten Banyu Mas Jawa Tengah, dulunya bukan bernama Sido Urip, tapi bernama Karang Anyar.
BACA JUGA:Wajib Tahu ! Berapa Kali Frekuensi BAB NormalNya Dalam Satu Hari ? Simak Penjelasannya;
BACA JUGA:Harus Dicoba! 9 Aktivitas Sehari-hari Yang Dapat Bantu Meningkatkan Kecerdasan Otak
Pada suatu masa, masyarakat tertimpa musibah penyakit misterius, di mana banyak warga yang meninggal dunia karena penyakit tersebut. Bahkan dalam satu hari bisa tiga sampai empat warga yang meninggal.
Menanggapi kejadian itu, beberapa pemuka masyarakat melakukan ruwatan dan ritual tolak bala, sekaligus mengganti nama desa menjadi Desa Sido Urip yang menjadi nama desa hingga saat ini.
Sementara Sekretaris Desa Sido Urip, Hartoyo dan Ketua Panitia Suroan, Heri Suratman, dalam kesempatan memandu acara dan laporan ketua panitia, menyambut hadirin dengan ucapan selamat datang dan haturan terima kasih atas kehadiran tamu serta undangan.