RADAR UTARA - Sebuah momen langka, terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (@bbtn_gunungleuser). Seekor satwa dilindungi dan terancam punah, lantaran perburuan liar: Badak Sumatera, tertangkap kamera pengawas. Tak ayal, momen langka tersebut, menjadi buruan mata untuk menyaksikan salah satu hewan yang terancam punah tersebut.
"Meski disebut badak terkecil, tetap saja bobot Badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) mencapai lebih dari 600 kg. Culanya dua, jangan ketuker sama badak jawa," begitu kabar dari @bbtn_gunungleuser, dikutip Senin (20/11).
Postingan yang sudah memasuki hari ketiga itu, sudah ditilik penyuka menuju 3 ribu warganet. Kabar buruk pun, disampaikan dan menjadi keprihatinan. Populasi badak, terus menurun akibat kombinasi ancaman perburuan, perambahan, illegal logging, dll.
"Sehingga satwa dilindungi ini statusnya Critically Endangered. Tugas kita bersama untuk melindungi badak yang tersisa," serunya.
Dijumput pula dari laman Yayasan Badan Indonesia (YABI) atau https://badak.or.id/ memaparkan, Badak Sumatera umumnya ditemukan di daerah berbukit-bukit yang dekat dengan air. Spesies ini menempati hutan hujan tropis dan hutan lumut pegunungan, tetapi juga menyukai daerah pinggiran hutan dan hutan sekunder. Badak sumatera dapat hidup pada kisaran rentang habitat yang luas, mulai dari rawa-rawa dataran rendah hingga hutan pegunungan.
Sehubungan dengan semakin terfragmentasinya kawasan hutan di hampir seluruh pulau Sumatera. Akibat perkembangan pembangunan, maka habitat badak sumatera secara umum terbagi menjadi dua kelompok.
Kelompok habitat tersebut terdiri dari habitat dataran rendah, seperti di Taman Nasional Way Kambas, dan habitat dataran tinggi, seperti Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Taman Nasional Gunung Leuser. (bep)