BENGKULU.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kenaikan harga jual komoditi kopi di Provinsi Bengkulu, disebut belum memberikan dampak positif secara signifikan bagi kesejahteraan petani kopi.
Kondisi tersebut sampai terjadi lantaran seiring dengan kenaikan harga jual tersebut, produktifitas tanaman kopi petani cenderung mengalami penurunan.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu, Mohd. Gustiadi, S.Sos mengaku prihatinan dengan kondisi yang dihadapi petani kopi.
"Karena antara harga jual dan produktifitas tanaman kopi petani, berbanding terbalik. Sehingga kenaikan harga tersebut, belum bisa memberikan dampak positif terutama dari sisi peningkatan kesejahteraan petani," ungkapnya.
BACA JUGA:Dugaan Penembakan, Kompolnas Isyaratkan Lakukan Pengecekan
BACA JUGA:Pengukuran Dikebut, 60 Bidang Tanah Milik Daerah Diusulkan Sertifikat
Menurut pria yang akrab disapa Edi Tiger ini, sebenarnya bukan karena produktifitas kopi yang menurun saja, kenaikan harga juga belum berdampak positif lantaran rantai distribusi yang panjang dan tidak efisien.
“Petani kopi seringkali menjadi pihak yang paling sedikit mendapatkan keuntungan dalam rantai distribusi. Sebagian besar keuntungan justru dinikmati tengkulak dan pengepul yang memainkan peran sebagai perantara,” kata Edi Tiger.
Dilanjutkan Edi Tiger, biaya produksi yang tinggi juga menjadi salah satu faktor, yang turut berperan mengurangi keuntungan para petani.
"Seperti biaya pupuk, pestisida, dan tenaga kerja terus meningkat. Meskipun demikian tidak bisa kita pungkiri, kenaikan harga kopi ini sedikit banyaknya ada dampak baiknya bagi petani," ujar Edi Tiger, Senin 15 Juli 2024.
BACA JUGA:Honor dan Dana Operasional Badan Adhoc hingga Sekretariat Belum Cair
BACA JUGA:Tensi Tinggi Senabah, Stop Bancakan Cuan di Lahan Sempadan
Edi Tiger menambahkan, terkait kondisi ini, ada beberapa langkah strategis yang dinilai mesti segera diambil pemerintah daerah (pemda).
“Dalam artian dukungan dari pemerintah tetap dibutuhkan, sehingga nantinya kesejahteraan petani kopi dapat meningkat. Apalagi kita memprediksi kenaikan harga kopi ini bakal berlangsung lama," sampai Edi Tiger.
Lebih jauh Edi Tiger menyampaikan, perhatian dan dukungan yang lebih besar dari berbagai pihak, diyakini berdampak pada kesejahteraan petani kopi di Provinsi Bengkulu.