RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Sinyal kian rusaknya alam, khususnya hutan, berimbas dengan tingkat serapan tanah yang kian buruk.
Tak jarang, hujan sekejap langsung direspon alam dengan luapan sungai. Kondisi itu, Jumat, 5 April 2024, terjadi di wilayah Kecamatan Giri Mulya.
Bukan hanya longsor yang terjadi di Bukit Resam, perbatasan antara Lebong dan Bengkulu Utara.
Sore harinya, luapan air Sungai Manganyau sekitar Pukul 17.35 WIB, menyebabkan banjir hingga merangsek ke permukiman penduduk.
BACA JUGA: ID Food Raih Penghargaan di Ajang Digital Technology Award 2024
Kondisi ini jarang terjadi. Maka banjir kemarin, menjadi titik kemunculan banjir di daerah yang selama ini, sudah lazim di beberapa kecamatan.
Kawasan langganan banjir biasanya terjadi di Kecamatan Batiknau di beberapa desa, Kecamatan Air Besi dan Air Napal.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Utara, Eka Hendriyadi, SH, MH, menyampaikan, banjir yang terjadi menjelang waktu berbuka itu hingga setinggi 50 cm ke perumahan warga.
"Kita bersyukur, banjir yang terjadi tidak begitu lama, lebih kurang 30-an menit," ungkap Eka via seluler dibincangi Sabtu, 6 April 2024, sore.
BACA JUGA:Transisi Energi Indonesia Perlu Libatkan Peran Anak Muda
BACA JUGA: Binggung Lebaran Liburan Kemana? Ini 10 Rekomendasi Wisata di Bengkulu, Asyik dan Seru
Air mulai surut sekitar Pukul 19.20 WIB, namun hingga Sabtu, beberapa rumah warga di Desa Giri Mulya itu, masih berjubel material lumpur yang diboyong luapan air bah.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial BU, Agus Sudrajat, SKM, M.Si, menyampaikan Pemda BU pada Sabtu, 6 April 2024, langsung mengirimkan bantuan sembako ke wilayah banjir.
Bantuan Pemda Bengkulu Utara kepada korban banjir di Giri Mulya-Radar Utara/Benny Siswanto-