Pulau Samosir sebelumnya merupakan dasar danau yang kemudian terangkat ke permukaan akibat adanya aktivitas geo-volkanologi resurgent doming.
Yaitu suatu pengangkatan dasar kawah atau kaldera sebagai akibat dari desakan magma dalam proses pencapaian kesetimbangan baru pascaerupsi.
Pulau ini mempunyai danau seluas 5 hektare bernama Danau Sidihoni.
BACA JUGA: Mau jadi Sultan! Ini 4 Cara Menabung Emas Fisik yang Dapat Anda Lakukan
BACA JUGA:Industri Pengolahan Penopang Ekonomi Nasional
Danau di atas danau ini terbentuk karena adanya pergerakan geodinamika dari Sesar Sumatra yang bersinggungan dengan Pulau Samosir.
Geolog dunia dari Rutgers University-New Brunswick, Benjamin Black mengutarakan, megaerupsi Gunung Toba kala itu nyaris melenyapkan populasi manusia purba di Nusantara dan kawasan Asia Tenggara karena ada jutaan ton asam belerang beracun dimuntahkan dari perut gunung.
Abu vulkaniknya menyebar hingga jarak 9.000 kilometer. Partikel abu erupsi gunung api purba itu diketahui sampai ke selatan Afrika dan Amerika Serikat.
Letusan super itu telah menyebabkan perubahan iklim parah di banyak wilayah seperti penurunan curah hujan secara besar-besaran di selatan Afrika dan India.
BACA JUGA: 7 Caleg Incumbent Pertahankan Kursi, 4 Wajah Baru Muncul di Dapil 4 Bengkulu Utara
BACA JUGA:Mendorong Produk Pangan UMKM Berkualitas
Termasuk terjadinya penurunan suhu udara sebesar 4 derajat di sebagian Amerika Utara, Eropa, dan Asia selama satu tahun.
Abu erupsi juga telah menyebabkan penurunan kualitas perkembangan spesies manusia purba hominid di tanah Afrika.
Tetapi bagaimanapun kita sebagai bangsa Indonesia tetap harus bangga karena inilah danau kaldera terbesar di dunia.
Sumber : Indonesia.go.id