Silang pendapat antar kedua ahli itu, terjadi lantaran motoda yang dilakukan oleh keduanya pun berbeda.
Galen melakukan penelitian via hewan. Tapi tidak bagi Vesalius.
Hal ini pun dilugas Vesalius. Kontras dengan media yang menjadi obyek penelitian. Galen hanya membedah tubuh binatang yang memang banyak kemiripan dengan tubuh manusia.
BACA JUGA: Pengolahan Perikanan di Bengkulu Harus Mulai Dikembangkan
BACA JUGA:Energi Bersih, Ketersediaan Pangan Terselamatkan
Galen pun ketika saat itu sebenarnya ingin membedah tubuh manusia, namun pada masa itu, hal tersebut dilarang oleh agama. Sehingga Galen hanya bisa membedah tubuh binatang.
Dengan keyakinannya itu, Vesalius kemudian menyambungkan prinsip bahwa pengetahuan kedokteran yang mendasar dan benar, harus berasal dari pembedahan setiap calon dokter.
Guna untuk menarik minat dokter yang sudah mapan agar mempelajari anatomi, Vesalius menulis salah satu buku terpenting tentang sejarah kedokteran.
Buku itu diterbitkan pada tahun 1543 adalah buku teks tentang anatomi yang pertama di dunia.
BACA JUGA: DPK Bengkulu Dorong Sekolah Persiapkan Akreditasi Perpustakaan
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Minta Isra' Mi'raj Pererat Ukhuwah Islamiyah
Buku tersebut diberi judul "De Humani Corporis Fabrica". Di dalam bukunya tersebut, Vesalius memberikan penjelasan terperinci semua bagian tubuh manusia. t
Termasuk, petunjuk-petunjuk untuk melakukan pembedahan, dengan disertai ilustrasi atau gambar yang sangat jelas dan terperinci.
Bukan itu saja, uraian yang gamblang tentang tujuan dan metode ilmiah yang digunakan untuk bagian tubuh yang dimaksud.
Penerbitan buku "De Humani Corporis Fabrica" sempat mengguncang dunia kedokteran dan menjadi perdebatan sengit.
BACA JUGA: Lanjut Geser Logistik Pemilu pada TPS Sulit