Istana Kuning sendiri merupakan istana kedua yang dibangun oleh Kerajaan Kutaringin di Kalimantan Tengah.
BACA JUGA:Penerimaan Bintara dan Tamtama Polri 2024, Kapolsek Lakukan Ini...
BACA JUGA: Mengenal Para Ilmuan Dunia, Untuk Pelajar SD, SMP dan SMA
Sebelumnya sudah ada Istana Al Musari yang berada di kawasan Kotawaringin Lama. Nama Kuta konon terinspirasi dari pohon beringin yang membentuk kuta alias pagar.
Hampir sebagian besar bangunan Istana ini terbuat dari kayu ulin. Kayu jenis ini sering sekali digunakan sebagai bahan utama untuk membuat bangunan tradisional khas Kalimantan Tengah, karena kekuatannya yang memang luar biasa.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kompleks istana ini pernah terbakar pada 1986. Pemerintah setempat baru melakukan pemugaran pada 2000 dan sejak saat itu Istana Kuning mulai digunakan sebagai destinasi wisata.
Di bagian halaman Istana Kuning terdapat empat buah meriam yang tampak terlihat gagah. Tidak ada keterangan khusus yang bisa ditemukan mengenai sejarah penggunaan meriam tersebut.
BACA JUGA:Ini 12 Manfaat Telur Puyuh yang Tidak Terduga Bagi Kesehatan Tubuh
BACA JUGA: Temui Disperindag, Kades Agung Jaya Angsur PAD Pasar
Namun yang pasti para pengunjung sering menjadikannya sebagai latar belakang foto.
Nah, apa keunikan lainnya dari Istana Kuning? Di istana itu, ada empat bangunan dengan arsitektur berbeda. Sebuah bangunan dikenal sebagai bangsal berarsitektur rumah bentang khas Dayak.
Di sebelahnya terdapat Balai Rumbang dengan ornamen dan beberapa sentuhan rumah khas Tiongkok.
Berbeda dari kedua bangunan tersebut, Keraton Dalam Kuning dan Balai Pahaderan merupakan bangunan bergaya Melayu.
BACA JUGA: Pemkab Usulkan Fasilitas Rehabilitasi Warga Miskin Berobat di Padang
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Siap Hadapi Dampak El Nino, Suhu Panas Menyengat
Balai Pahaderan menyerupai aula, sedangkan Keraton Dalam Kuning sempat menjadi tempat tinggal raja.