RADAR UTARA - Putus akibat dihantaman banjir 3 tahun lalu. Sampai hari ini, jembatan gantung di Desa Kualalangi Kecamatan Ketahun yang menjadi akses alternatif bagi warga dalam menjalankan geliat ekonomi. Masih dicueki alias belum direspon oleh pemerintah daerah Kabupaten Bengkulu Utara.
Padahal, diungkapkan Kades Kualalangi, Apriadi, sejak akses jembatan penghubung wilayah trans di desanya itu terputus. Pemerintah desa sudah menyampaikan usulannya sebanyak 3 kali kepada pemerintah daerah. Hanya saja kata Kades, 3 kali usulan yang pernah disampaikan oleh pihak desa, belum pernah direspon atau ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah. Padahal sejak jembatan di desanya itu terputus kata Kades, banyak aktivitas atau keperluan masyarakat yang harus terkendala. "Akses jembatan gantung di desa kami ini sangat penting karena menyangkut kepentingan masyarakat. Dalam mengeluarkan hasil tani, menuju sekolah, menuju kantor desa dan menuju pusat-pusat pelayanan umum baik di tingkat desa maupun, kecamatan. Sayangnya, sejak 3 kali kita usulkan sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya," ungkap Kades. Harusnya lanjut Kades, apabila akses jembatan gantung di desanya itu tidak terputus. Segala aktivitas masyarakat tidak perlu memutar ke jalan besar dan memakan waktu seperti kondisi yang terjadi saat ini. BACA JUGA:Soal Pembangunan Tower BTS, Kades: Janjinya Anggaran Tahun 2024 "Sekarang, harus lewat jalan besar dulu baru masuk ke dalam jika masyarakat ada kepentingan ke kantor desa. Begitu dengan masyarakat yang ingin mengeluarkan hasil pertaniannya. Situasi, ini sangat menyita waktu masyarakat," jelasnya. Kades berencana, akan mengusulkan kembali pembangunan jembatan gantung di desanya yang sempat putus akibat banjir ini ke pemerintah daerah lewat forum Musrenbangcam TA 2025. "Kalau kita usulkan lagi, berarti usulan nantinya sudah yang ke 4 kalinya. Kalau harapan kami bisa dibangun ulang jembatan gantung kami yang terputus itu," tandas Kades. (sig)
Kategori :