Bayi yang sering dicium berisiko tertular penyakit yang dikenal sebagai mononukleosis. Penyakit ini disebabkan oleh virus Epstein-Barr yang dapat ditemukan dalam air liur. Selain melalui ciuman, bayi juga bisa terinfeksi virus ini ketika mereka menghirup percikan air liur dari seseorang yang sedang bersin atau batuk.
Ketika bayi mengalami mononukleosis, sejumlah tanda dan gejala dapat muncul, antara lain demam, tampak lesu dan kurang bersemangat untuk bermain, mudah rewel karena merasa sakit, timbul ruam pada kulit, serta penurunan nafsu makan atau menyusui. Kelenjar getah bening juga dapat mengalami pembengkakan.
6. Sariawan yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida, juga dikenal sebagai thrush, adalah kondisi yang sering terjadi pada bayi. Jamur Candida merupakan mikroorganisme yang biasanya hidup secara alami di mulut, kulit, dan saluran pencernaan orang dewasa. Ketika seseorang mencium bayi, jamur ini dapat berpindah ke mulut si kecil.
Akibatnya, bayi menjadi lebih rentan terhadap sariawan mulut akibat infeksi jamur Candida. Gejala yang muncul pada bayi yang mengalami sariawan meliputi bercak-bercak atau lapisan putih di dalam mulut, lidah, langit-langit, serta gusinya. Selain itu, sudut mulut bayi mungkin tampak kering dan pecah-pecah. Bayi juga cenderung menjadi rewel dan enggan menyusu karena merasa nyeri di mulut.
BACA JUGA:Dikenal Sebagai Penyedap Masakan, Ternyata Bawang Putih Mampu Mengeluarkan Dahak Pada Bayi
Mengingat banyaknya penyakit yang dapat mengancam kesehatan bayi akibat sering dicium, sebaiknya mulai sekarang kita harus lebih berhati-hati. Usahakan untuk tidak membiarkan Si Kecil dicium oleh sembarang orang.
Jika ada yang ingin menggendong atau memegang bayi, pastikan mereka sudah mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air, atau menggunakan hand sanitizer. Hal ini penting untuk melindungi Si Kecil dari risiko yang mungkin timbul akibat terlalu sering dicium.(*)