BENGKULU RU - Seiring dengan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional Provinsi Bengkulu mengalami kenaikan harga.
Kenaikan harga tersebut dipicu terjadinya peningkatan permintaan masyarakat, yang juga dipengaruhi dengan kondisi cuaca ekstrem saat ini serta beberap penyebab lainnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bengkulu, Foritha Ramadhani mengatakan, dari pantauan pihaknya, komoditas yang naik antara lain daging ayam ras dengan rata-rata harga Rp 37 ribu per kilogram.
"Kemudian cabai rawit Rp 25 ribu, cabai merah Rp 25 ribu dan Minyakita yang pada beberapa wilayah mencapai Rp 18 ribu," ungkap Foritha, Minggu 22 Desember 2024.
BACA JUGA:Mendekati Nataru, Harga Cabe, Bawang, Kedelai Melonjak
BACA JUGA:Jika Anda Akan Liburan Nataru ! Jangan Lupa Ketahui 8 Persiapan Mobil Anda
Meskipun demikian, lanjut Foritha, dipastikan kenaikan harga tersebut masih dalam bata wajar dan terkendali. Bahkan pihaknya terus berupaya untuk menjaga stabilisasi harga.
"Diantaranya dengan bekerja sama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Salah satu langkah yang kita lakukan, diantaranya dengan menggelar pasar murah di berbagai lokasi," papar Foritha.
Menurut Foritha, hingga saat ini pihaknya sudah mengadakan pasar murah di 15 titik, yakni 11 di Kota Bengkulu dan 4 di Bengkulu Tengah.
"Pasar murah serupa juga digelar di seluruh kabupaten. Selain itu, kita juga melakukan pengawasan bersama Disperindag kabupaten/kota, serta Satgas Pangan Polda Bengkulu," kata Foritha.
BACA JUGA:Libur Nataru, Wisatawan dan Pengelola Objek Wisata Ketahun Diminta Waspada Cuaca Ekstrim
BACA JUGA:Agar Jaringan Komunikasi Tetap Lancar saat Libur Nataru
Foritha menambahkan, pengawasan ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok di tingkat distributor, sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok.
"Kita juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan. Kita pastikan stok pangan di Bengkulu mencukupi hingga awal tahun 2025. Jadi tak perlu panik dan khawatir," imbau Foritha.
Lebih lanjut Foritha mengaku, kenaikan harga menjelang Nataru menjadi tantangan rutin yang dihadapi pemerintah daerah.