5 Makanan Ini Ternyata Bisa Jadi Penyebab Hormon Berantakan!

Sabtu 21 Dec 2024 - 17:24 WIB
Reporter : Ependi
Editor : Ependi

Makanan olahan dan fast food umumnya mengandung banyak bahan kimia dan lemak trans yang bisa merusak keseimbangan hormon. 

Lemak trans, yang banyak ditemukan dalam makanan cepat saji, biskuit, dan camilan olahan, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL). 

Hal ini dapat memengaruhi produksi hormon-hormon yang berhubungan dengan reproduksi dan metabolisme. 

BACA JUGA:Awas! Ini 7 Makanan yang Bisa Jadi Penyebab Kista Payudara!

BACA JUGA:Jangan Dibiarkan ! Kenali Bahaya Dari Plastik Pembungkus Makanan Dan Solusi Aman Dari dr. Zaidul Akbar

Selain itu, kandungan natrium yang tinggi dalam fast food dapat mengganggu fungsi kelenjar adrenal yang berperan dalam produksi hormon stres, seperti kortisol.

3. Produk Susu Penuh Lemak

Produk susu, terutama yang mengandung lemak tinggi, sering dianggap sebagai penyebab ketidakseimbangan hormon, terutama bagi individu yang sensitif terhadap produk susu. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa susu sapi dapat mengandung hormon-hormon sintetis yang digunakan dalam peternakan modern, yang dapat berpotensi mengganggu produksi hormon alami tubuh. 

Selain itu, kandungan lemak jenuh dalam produk susu penuh lemak juga dapat mempengaruhi kadar estrogen dalam tubuh, yang berhubungan dengan masalah reproduksi dan kesehatan kulit.

BACA JUGA:Jangan Langsung Panik Jika Anda Tidak Sengaja Konsumsi Makanan Yang Sudah Kadaluwarsa ! Ini Tips Yang Dapat

BACA JUGA:Para Penderita Penyakit Maag Wajib Tau, Ini Deretan Makanan Yang Perlu Dihindari!

4. Kafein Berlebihan

Meskipun kafein dalam jumlah moderat dapat memberikan dorongan energi, konsumsi berlebihan, terutama dalam bentuk kopi atau minuman energi, dapat mengganggu keseimbangan hormon. 

Kafein dapat merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol, hormon stres yang berfungsi dalam keadaan darurat. 

Namun, jika konsumsi kafein terlalu sering, kelenjar adrenal bisa menjadi "terbiasa" dan menurunkan kemampuannya untuk merespons stres. 

Kategori :