Jepang memiliki regulasi yang ketat dalam hal keamanan pangan, dan ini menuntut produsen mangga Indonesia untuk memenuhi standar tertentu, baik dari segi kualitas buah maupun dalam aspek pengolahan dan pengemasan.
Beberapa perusahaan ekspor mangga Indonesia telah melakukan sertifikasi untuk memenuhi standar internasional, termasuk GlobalGAP (Good Agricultural Practices), yang memastikan buah yang dihasilkan aman untuk konsumsi dan ramah lingkungan.
BACA JUGA:Kemendag Dorong UMKM Perempuan 'Go Global' Kuatkan Ekspor Indonesia
BACA JUGA:Peluang Ekspor: Bunga Telang Jadi Primadona Internasional
Selain itu, petani mangga Indonesia juga semakin menyadari pentingnya teknik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Beberapa daerah penghasil mangga, seperti Probolinggo dan Banyuwangi, mulai menerapkan praktik pertanian organik untuk menarik konsumen yang lebih memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan.
Keberhasilan ini mencerminkan bahwa industri pertanian Indonesia, terutama dalam hal ekspor buah, siap bersaing di pasar global.
Namun, meskipun terdapat potensi besar, ekspor mangga ke Jepang tidak tanpa tantangan.
Salah satunya adalah masalah pengemasan dan transportasi.
BACA JUGA:Kemendag Fokus pada Penguatan Pasar dan Ekspor UMKM BISA
BACA JUGA:Strategi Ekspor ke Negara Maju yang Harus Kamu Tahu
Jepang menuntut kualitas buah yang tidak hanya segar, tetapi juga memiliki tampilan yang sempurna tanpa cacat.
Hal ini menuntut pengemasan yang sangat hati-hati agar mangga dapat sampai dalam kondisi terbaik.
Selain itu, durasi pengiriman yang relatif panjang dari Indonesia ke Jepang memerlukan teknologi pendinginan yang efektif untuk menjaga kesegaran buah selama perjalanan.
Tantangan lainnya adalah fluktuasi harga dan masalah logistik.