MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mukomuko, terus memberikan edukasi kepada warga agar selalu tanggap bencana alam khususnya bagi mereka yang berdomisili di daerah zona merah.
Kepala BPBD Kabupaten Mukomuko, Ruri Irwandi, ST, MT mengatakan. Daerah yang masuk katagori rawan bencana, edukasi tanggap bencana alam itu sangat perlu.
Sehingga warga akan paham apa yang harus mereka lakukan ketika terjadi bencana alam. Baik bencana banjir, tanah longsor, termasuk gempa dan tsunami.
"Warga harus paham tentang kebencanaan agar mereka memahami tentang cara penanggulangan bencana yang mungkin saja bakal terjadi di wilayah ini," kata Ruri.
BACA JUGA:Desa Pondok Batu dan Rawa Mulya SP7 Ditetapkan Sebagai Desa Tangguh Bencana
BACA JUGA:Mukomuko Dapat Bantuan Tenda Pengungsian Korban Bencana
BPBD Kabupaten Mukomuko juga telah membentuk sebanyak 11 dari 148 desa tangguh bencana. Belasan desa tangguh bencana itu dibentuk tahun 2023 lalu.
Tujuan dibentuknya desa tangguh bencana agar masyarakat yang berdomisili di desa rawan bencana mampu memahami potensi bencana alam yang ada di desanya masing-masing.
"Benar, dibentuknya desa tangguh bencana yaitu sebagai upaya mitigasi dan pencegahan terjadinya risiko dan dampak bencana," ujarnya.
Selain itu, Ruri juga menginginkan, bukan hanya memberikan edukasi kepada warga saja. Namun pihaknya juga berharap bisa melaksanakan perbaikan jalan evakuasi bencana. Agar ketika terjadi bencana alam khususnya tsunami. Warga bisa dengan cepat menyelamatkan diri melalui jalur yang telah ditetapkan. Tidak hanya itu saja, ia juga menginginkan agar daerah ini ada bangunan shelter bencana. Sebab dengan adanya shelter bencana, ketika terjadi bencana alam tsunami. Warga bisa menyelamatkan diri di bangunan shelter tersebut.
BACA JUGA:Jalur Evakuasi Bencana di Mukomuko Perlu Penanganan Cepat
BACA JUGA:BPBD Siapkan Kajian Resiko Bencana di Mukomuko
"Kami sudah berusaha keras mengajukan anggaran untuk sejumlah pembangunan itu. Namun sayang sampai sekarang belum ada satu pun yang diakomodir. Mudah-mudahan saja di tahun 2025 nanti ada titik terang soal perbaikan jalan evakuasi dan juga shelter bencana," harapnya. (*)