KETRINA.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Dipastikan, hampir seminggu terakhir ini tepatnya pasca aksi blokade jalan yang sempat berlangsung di eks Jalinbar Urai-Batiknau, Kabupaten Bengkulu Utara.
Sebagian besar suplai BBM untuk SPBU di Kecamatan Ketahun dan Kecamatan Putri Hijau mengandalkan kiriman dari Pertamina Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Akibat pengalihan suplai BBM tersebut, maka stok BBM kepada SPBU di Kecamatan Ketahun dan Kecamatan Putri Hijau, justru menjadi kocar kacir dan menghambat kepentingan masyarakat untuk mendapatkan BBM di tingkat SPBU.
Konkretnya, hingga Kamis, 21 November 2024, pukul 10.39 WIB menjelang siang, stok BBM di tingkat SPBU baik di Kecamatan Ketahun maupun Kecamatan Putri Hijau, terpantau masih dalam keadaan kosong.
BACA JUGA:Gegara BBM di SPBU, Nelayan dan Masyarakat Menjerit, Antre Menutup Badan Jalan
BACA JUGA:Tahun 2025, Bengkulu Usulkan 494.599 KL BBM Subsidi
Bahkan, kekosongan stok BBM di SPBU ini pun menimbulkan antrean kendaraan yang cukup panjang.
Seperti dilansir pada pemberitauan sebelumnya, Pertamina Depo Bengkulu beralasan suplai BBM ke SPBU khususnya wilayah Ketahun dan Putri Hijau terpaksa dialihkan melalui Pertamina Padang karena adanya perbaikan jembatan yang sedang berlangsung di wilayah Jalinbar Bengkulu Utara.
Sementara, sesuai kesepakatan pada aksi blokade eks Jalinbar Urai-Batiknau telah tertuang jelas.
Bahwa khusus kendaraan pengangkut BBM dan LPG tetap diperbolehkan melalui jalur alternatif eks Jalinbar Urai-Batiknau.
BACA JUGA:Kuota BBM Tahun 2025 Masih Tunggu Usulan OPD
BACA JUGA:Gunakan Aplikasi XStar Mudahkan Pembelian BBM Nelayan
Tapi tidak diketahui pasti, apa alasan pihak Pertamina Depo Bengkulu hingga tetap memutuskan suplai BBM ke SPBU harus dilakukan dari wilayah Sumbar.
Dikonfirmasi Radar Utara, Kapolsek Ketahun, Iptu Khalid Wahyudi, SH, membenarkan.
Bahwa sesuai hasil kesepakatan pada aksi blokade jalan eks Jalinbar wilayah pesisir pantai lalu. Khusus angkutan BBM dan LPG tetap diperbolehkan melalui jalan eks Jalinbar Urai-Batiknau.