KETRINA.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kemacetan atau antrean panjang yang terjadi akibat dampak perbaikan jembatan Air Limas di Kecamatan Pinang Raya serta aksi blokade kendaraan oleh warga di wilayah lima desa yang ada di sepanjang eks Jalinbar viar pesisir pantai Batiknau-Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara berdampak luas terhadap kepentingan umum.
Fakta di lapangan, ratusan kendaraan dari arah Bengkulu maupun dari arah Ketahun yang memaksa lewat jalan darurat lokasi perbaikan jembatan Air Limas harus rela mengantre hingga 4 hari lamanya.
Ini terjadi karena kapasitas atau kondisi jalan darurat yang disediakan oleh pihak pelaksana proyek pembangunan jembatan di lokasi dalam kondisi babak belur alias tidak memungkinkan untuk menampung kesibukan kendaraan yang lewat setiap harinya.
Di sisi lain, para sopir merasa resah, takut dan terancam ketika ingin melewati jalan alternatif yang ada di sepanjang wilayah Selolong, Serangai dan Urai.
BACA JUGA:Kendaraan Besar Disarankan Lewat Jalan Lama, Kapolsek: Jika Ada Pungli Silahkan Lapor!
BACA JUGA:Jalan Darurat Hancur, Sopir Keluhkan Antrean di Lokasi Perbaikan Jembatan Air Limas
Itu disebabkan karena kendaraan yang lewat di eks Jalinbar harus membayar uang sebesar Rp 200 ribu.
Bahkan, beberapa sopir yang berusaha menolak karena keberatan dengan besarnya uang pungutan yang diminta oleh sejumlah oknum di sana, sempat dikejar-kejar bahkan, mendapat perlakuan yang tidak senonoh oleh oknum tidak bertanggung jawab.
"Terutama mobilisasi pengiriman BBM untuk Perstashop terhambat. Kondisi hari ini ada kendaraan BBM merah putih yang sudah beberapa hari terjebak macet di jalur tengah dan ada juga yang berusaha nekat lewat jalan alternatif eks Jalinbar tapi harus putar arah.
Konkretnya, berdasarkan laporan hari ini, beberapa mobil merah putih pengangkut BBM saat lewat di eks Jalinbar dimintai uang Rp 200 ribu bahkan, Rp 198 ribu.
Mirisnya kemarin, beberapa kendaraan yang menolak tidak mau membayar sempat dikejar dan ban mobilnya dipecahkan oleh oknum tidak bertanggung jawab," ungkap Ketua Himpunan Perstashop Merah Putih Indonesia, Steven, Jumat, 15 November 2024.
BACA JUGA: Suplai BBM ke SPBU Kembali Normal, Polisi Minta Warga Tak Panik
BACA JUGA:Distribusi BBM Subsidi di Bengkulu, Dipastikan Tetap Aman
Steven pun mengecam keras aksi tidak terpuji yang dialami oleh para sopir tersebut.
Menurut Steven, aparat penegak hukum dan pemerintah harus bisa bersikap tegas untuk mengatasi persoalan ini.