RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Indonesia tengah melangkah maju dalam industri pengolahan mineral dengan membangun Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Proyek besar ini bertujuan mengolah bauksit menjadi alumina, sebuah langkah penting dalam rantai pasokan aluminium. Berbekal investasi senilai USD900 juta atau sekitar Rp13,96 triliun, proyek SGAR Fase 1 ini merupakan wujud nyata mendorong industri hilir mineral.
Tidak itu saja, keberadaan industri itu juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi daerah sekitar.
Harapannya, proyek ini bisa menjadi penggerak ekonomi baru bagi Kalimantan Barat, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk alumina impor.
BACA JUGA:Makan Gratis Pelajar Harus jadi Sumbu Ekonomi Daerah
BACA JUGA:4 Pilar Penting Ekonomi Mikro yang Harus Kamu Ketahui
Sebagai informasi, SGAR Mempawah dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), perusahaan patungan antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Direktur Utama PT BAI Leonard M Manurung mengatakan, kehadiran pabrik alumina di Mempawah membawa dampak berkelanjutan bagi daerah.
Dengan beroperasinya smelter ini, perekonomian lokal akan tumbuh pesat. Selain menciptakan lapangan kerja baru, proyek ini membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk terlibat sebagai pemasok barang dan jasa yang dibutuhkan untuk mendukung operasional pabrik.
"PT Borneo Alumina ini akan membuka lapangan kerja, menggerakkan roda perekonomian, dan memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk menjadi supplier barang, material, maupun tenaga kerja," ujar Leonard kepada media belum lama ini.
BACA JUGA:Dari Limbah Menjadi Laba: Inovasi Ekonomi Hijau di Indonesia
BACA JUGA:Ketimpangan Ekonomi Terus Membara di Indonesia, Apakah Ada Solusi untuk Mengatasinya?
Serap Tenaga Lokal
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pengolahan di Kalimantan Barat menyerap sekitar 5 persen dari total angkatan kerja, yang saat ini mencapai 2,7 juta orang.
Leonard menambahkan, industri pengolahan ini memberi kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat.
Menurut perhitungan, sektor pertambangan itu akan berkontribusi sekitar 15,38 persen. Diharapkan, dengan beroperasinya SGAR pada awal 2025, kontribusi ini akan meningkat signifikan.