Realitas itu diakui Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. Dia menegaskan bahwa peningkatan transaksi LCS memperluas penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional dan mengurangi ketergantungan terhadap mata uang asing lainnya.
BACA JUGA:Tol Laut, Jembatan Ekonomi Maritim Indonesia
BACA JUGA:Mendorong Kinerja Industri Manufaktur Ekspansif, Ekonomi Stabil
“Dengan semakin meluasnya penggunaan LCS, Indonesia dapat mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar dolar AS terhadap perekonomian,” ujarnya dalam Destry dalam konferensi pers.
Menurutnya, dalam konteks global yang penuh ketidakpastian, ketergantungan terhadap dolar AS seringkali menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, penggunaan LCS dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pelaku bisnis dan perekonomian nasional.
Selain itu, peningkatan pengguna ini juga memberikan keuntungan bagi eksportir dan importir dalam hal biaya transaksi. Dengan menggunakan mata uang lokal, biaya konversi mata uang dapat diminimalkan, sehingga meningkatkan efisiensi perdagangan internasional.
BACA JUGA:Potensi Besar Industri Halal, Penopang Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Tidak hanya itu, BI juga memperluas kerja sama internasional untuk mendukung penggunaan LCS melalui sejumlah kesepakatan bilateral. Salah satu langkah penting adalah penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Bank of Korea (BoK) pada Juli 2024.
Kerja sama ini melibatkan interkoneksi dan interoperabilitas sistem pembayaran lintas negara, terutama melalui penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) dan QR Code dari Korea Selatan. Kerja sama itu tidak hanya meningkatkan konektivitas pembayaran antarnegara, melainkan mendukung transaksi LCS dalam berbagai mata uang lokal.
Hal itu penting demi menjaga stabilitas makroekonomi dan mempercepat transformasi digital di sektor ekonomi dan keuangan, khususnya antara Indonesia dan Korea Selatan.
BACA JUGA:Guna untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi lebih Kuat
BACA JUGA:Perkembangan Ekonomi Digital E-Commerce di Indonesia Ternyata Tidak Terlepas Dari Peranan Gen Z
Sistem Pembayaran
Selain peningkatan transaksi LCS, BI juga memperkuat struktur industri pembayaran melalui implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030. Kebijakan itu dirancang untuk mendukung efisiensi, inklusivitas, dan transparansi dalam sistem pembayaran domestik maupun lintas negara.
Melalui BSPI 2030, BI terus mendorong sertifikasi kompetensi di bidang sistem pembayaran, serta meningkatkan literasi digital bagi pelaku usaha kecil hingga besar. Salah satu elemen kunci dari transformasi sistem pembayaran adalah penggunaan QRIS, yang kini diperluas untuk dapat digunakan di luar negeri, termasuk di Korea Selatan.