SatuDNA: Terobosan Baru Indonesia dalam Farmakogenomik

Sabtu 12 Oct 2024 - 19:33 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

Kementerian Kesehatan sebelumnya telah resmi meluncurkan portal SatuDNA sebagai kelanjutan dari program Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) yang tahun ini memasuki tahun kedua.

BACA JUGA:Makanan yang Dibakar Bisa Jadi Pemicu Kanker, Bener Gak Sih? Begini Penjelasannya!

BACA JUGA:Dapat Membunuh Sel Kanker, Inilah 5 Manfaat Akar Kuning Bagi Kesehatan Tubuh yang Wajib Anda Ketahui

Budi menyebutkan bahwa implementasi teknologi genomik dalam bidang kesehatan akan sangat bermanfaat sebagai basis data kesehatan di Indonesia.

Peluncuran SatuDNA menandai langkah signifikan dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas diagnosis dan pengobatan, serta memajukan penelitian kesehatan di Indonesia.

“Jadi ke depannya, dari 280 juta penduduk Indonesia akan memiliki data demografi, klinis, dan genomik yang memberikan berbagai peluang dan bermanfaat dalam big data analisis,” kata Budi, pada acara yang bertajuk “Future Directions in Genomics: Setting the Agenda for the Next Decade” Jakarta, seperti dikutip kemkes.go.id.   

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta berperan sebagai hub nasional untuk kanker guna mengembangkan profil genomik komprehensif yang ditargetkan selesai tahun ini.

BACA JUGA:Manfaat Tak Terduga Buah Pepaya, Salah Satunya Menurunkan Resiko Kanker!

BACA JUGA:Stop Beli Pakaian Murah! Bahan Polyester Ternyata Bisa Beri Dampak Buruk pada Tubuh Hingga Sebabkan Kanker

Portal SatuDNA dibentuk dengan tujuan utama untuk menciptakan "bank data" genomik yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan kesehatan di masa depan. 

Dalam konteks kesehatan global, genomik telah terbukti memberikan wawasan yang mendalam tentang predisposisi genetik terhadap penyakit, efektivitas obat, hingga terapi personal yang lebih tepat sasaran.

Data genomik dari setiap warga Indonesia ini, lanjut Budi, akan membantu tenaga medis dalam memberikan pengobatan yang lebih akurat, baik dalam diagnosis maupun dalam pemberian terapi yang sesuai dengan profil genetik pasien. 

“Program ini memungkinkan dokter untuk mengetahui jenis obat yang paling cocok sesuai dengan kondisi genetik individu, sehingga memudahkan pemberian resep yang tepat dan meminimalkan efek samping,” katanya. 

BACA JUGA:12 Khasiat Mengonsumsi Peach Gum Untuk Kesehatan Tubuh, Mengatasi Infeksi Ginjal Hingga Mencegah Kanker

BACA JUGA:Kenali 11 Manfaat dari Jeruk Bali yang Baik untuk Kesehatan dan Pencegah Kanker

Dalam dua tahun pelaksanaan BGSi, Budi melaporkan, program ini telah berhasil mengumpulkan 9.000 data klinis dan 6.000 data genom, di mana sekitar 4.500 data telah melalui proses analisis.

Kategori :