RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Indonesia menghadapi tantangan besar dalam penanganan kanker, dengan lebih dari 400.000 kasus baru setiap tahunnya dan 230.000 angka kematian.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus melaksanakan beragam kebijakan program pencegahan dan inovasi, baik untuk kanker dan penyakit mematikan lainnya di kalangan masyarakat.
Kementerian Kesehatan menyampaikan beragam pencapaian dan inovasi penanggulangan penyakit tersebut dalam Konferensi Kanker Internasional Indonesia atau Indonesia International Cancer Conference (IICC) 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali.
Satu terobosan terbaru dalam bidang ini adalah pemanfaatan data genomik melalui program Pusat Bioteknologi Kesehatan Nasional atau Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) dengan platform SatuDNA.
BACA JUGA:Hati-hati, Sederet Makanan Ini Disebut Menjadi Pemicu Kanker, Batasi dan Waspadai!
Hal ini dinilai sebagai salah satu langkah penting dalam upaya peningkatan kesehatan rakyat.
SatuDNA merupakan portal data kesehatan berbasis genomik yang dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data genomik masyarakat.
Kebijakan ini bertujuan untuk menghadirkan layanan kesehatan berbasis data genom yang lebih presisi dan personal.
"Kita harus fokus pada kampanye kesehatan publik, perubahan gaya hidup, dan skrining dini untuk mengurangi angka kematian akibat kanker," tutur Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi tersebut, seperti dilaporkan sehatnegeriku.kemkes.go.id.
BACA JUGA:Waspadai! Meskipun Tidak Merokok Ternyata Ini Pemicu Kanker Paru di Usia Muda
BACA JUGA:Ternyata Rokok Mengandung Lebih dari 7.000 Zat Kimia dan 70 Diantaranya Bisa Jadi Penyebab Kanker
Menteri Budi menjelaskan, pentingnya pendekatan berbasis teknologi dan kolaborasi global dalam memerangi kanker, salah satu fokus utama dari riset genomik.
Menurutnya, program SatuDNA dan BGSi akan memainkan peran penting dalam upaya melawan kanker, dengan memanfaatkan data genomik untuk menghasilkan metode deteksi dini dan pengobatan yang lebih tepat sasaran.