Upacara HGN Bengkulu Utara di Lapangan Kemumu
Fahrudin--
ARGA MAKMUR RU - Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) serta HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-78. Kalau tidak ada perubahan upacaranya bakal dipusatkan di Lapangan Kemumu Kecamatan Arma Jaya.
Kepala Dispendik Bengkulu Utara (BU), Drs Fahrudin, menyampaikan hal ini. Dia bilang, peringatan tahunan tingkat kabupaten, digelar Rabu (29/11). Diketahui pula, tahun 2023 ini, peringatan tingkat provinsinya digelar di Kabupaten Kaur.
"Rencananya akan dipusatkan di Kecamatan Arma Jaya. Lokasi upacaranya di Lapangan Kemumu," terangnya, belum lama ini.
Dipilihnya Kemumu, dalam rencana agenda daerah itu, salah satu pertimbangannya adalah memberikan efek domino di sekitaran lokasi acara. Salah satunya kawasan wisata alam, Kepala Siring. Bahkan, eksotisme yang masih cukup terjaga, membuat wisata yang turut menjadi jejak kolonial Belanda di Indonesia, menjadi salah satu terbaik di tingkat provinsi dalam penilaian desa wisata belum lama ini oleh Pemprov Bengkulu.
"Seperti disampaikan Bapak Bupati Mian, bahwa sinergi program di lintas sektor daerah menjadi penting. Maka gelaran upacara di sana nantinya, menjadi upaya bersama untuk turut mempromosikan wisata di daerah juga," ujarnya.
Menyoal sektor pendidikan, Fahrudin, menyampaikan dukungan fiskal pemerintah kepada dunia pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, menjadi salah satu segmen serius saban tahunnya. Tak sedikit anggaran, hingga puluhan miliar, tidak lain dilakukan untuk menggeliatkan kerja-kerja pembangunan di dunia pendidikan daerah. Baik infrastruktur maupun non infrastruktur.
"Perlu dukungan konkret dari para guru dan sekolah untuk berjalannya misi di sektor kependidikan ini," terangnya.
BACA JUGA:BPBD Imbau Waspada Ledakan Banjir
"Dunia pendidikan yang kompetitif. Dunia pendidikan yang kreatif dan inovatif sesuai dengan misi program," sambungnya lagi.
Lebih mendalam, De, sapa akrabnya. Menjelaskan, tranformasi terus dilakukan dalam upaya memberikan dukungan riil kepada guru. Seperti soal pencairan sertifikasi guru. Dia menyampaikan, validasi persyaratan, sebelum mencairkan tambahan pendapatan bagi guru terus dilakukan dengan merujuk pada usulan yang disampaikan kepada daerah.
Langkah ini dilakukan, terus dia, selain agar proses pencairan sertifikasi yang lebih cepat. Misi paralel lainnya, kata dia, adalah menstimulasi guru-guru dalam tertib penyampaikan usulan dan laporan sertifikasi.
"Makanya, proses pencairannya pun berbeda-beda," jelasnya.
"Karenanya rujukannya adalah usulan," ujarnya lagi.
Dia juga mengabarkan, distribusi sertifikasi yang menjadi komponen DAK nonfisik, nyaris tuntas tahun anggaran berjalan ini. Tinggal beberapa lagi. Secara kuantitatif, jumlahnya nyaris seratusan. Dibandingkan dengan jumlah penerima sertifikasi yang berjumlah 1.478 guru, tentu persentasenya relatif rendah dan kini pun tengah dalam proses.
"Paling sekitar 90an guru lagi. Kini sudah naik berkas dan masih berproses. Paling lambat Desember disalur," ungkapnya soal anggaran yang pertiga bulannya membutuhkan anggaran hingga Rp 18 miliaran itu.
Upaya sertifikasi juga terus difasilitasi daerah, menyelaraskan pula dengan regulasi dan mekanisme taknis yang menjadi alur. Penguatan di sektor tenaga kependidikan, dikatakan De, kini tercatat 521 guru yang menjadi obyek anggaran non sertifikasi.
Belum lagi, soal pengadaan guru, sejak dengan skema Guru Bantu Daerah (GBD) sampai dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang jumlahnya lebih dari seribu formasi. Adalah bagian dari upaya daerah dalam menggenjot kualitas komponen-komponen dunia pendidikan.
"Sudah tentu ada harapan dari semuanya itu. Adalah dukungan nyata dari para guru, sebagai bentuk integritas dalam tugas, memahami misi daerah dalam membangun generasi kedepan yang berkualitas. Maka kesamaan misi ini menjadi sangat penting," pungkasnya. (bep)