Sosmed Dinilai Wadah Yang Ampuh Pasarkan Parekraf

Bimtek pengembangan pemasaran Parekraf-Radar Utara/ Doni Aftarizal-

BENGKULU RU - Sosial Media (Sosmed) dinilai dapat menjadi wadah yang paling ampuh, dalam memasarkan atau mempromosikan sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf).

Hanya saja dalam mengoptimalkan keberadaan sosmed yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat termasuk di Provinsi Bengkulu, tetap harus dibarengi dengan penyiapan konten dan fotografi yang menarik.

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Dr. Hj. Dewi Coryati mengatakan, kalau mau mempromosikan sektor Parekraf bersama 17 subsektornya, yang paling ampuh saat ini dengan memanfaatkan Sosmed.

"Karena Sosmed saat ini banyak keunggulannya," ungkap Dewi diwawancarai usai membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) dengan tema strategi komunikasipengembangan pemasaran Parekraf melalui penguatan konten dan fotografi, Kamis 13 Juni 2024.

BACA JUGA:Puncak Haji, Jamaah Menuju Arafah

BACA JUGA:Tegas! Fraksi Golkar DPRD BU: Perda Adalah Instrumen atau Pedoman Pembangunan dan Kebijakan Daerah

Diantaranya, lanjut Dewi, hemat biaya, mudah diakses dan mayoritas masyarakat memiliki Sosmed di dalam genggamannya yakni gadget.

"Jadi kita menilai sangat efektif ketika memasarkan atau mempromosikan sektor Parekraf melalui Sosmed. Apalagi saat ini, tidak semua orang menonton televisi ataupun melihat iklan Parekraf di billboard," kata Dewi.

Hanya saja, sambung Dewi, ketika memanfaatkan Sosmed sebagai wadah untuk mempromosikan Parekraf, tetap saja menjadi penting memerhatikan konten atau fotografi yang ditampilkan.

"Konten dan fotografi yang dimaksud, tentunya harus dibuat semenarik mungkin. Karena pada saat orang melihat, konten atau foto itu harus bisa menceritakan seribu kata-kata," ujar Dewi dalam kegiatan yang digelar Deputi Bidang Pemasarangan Kementerian Parekraf RI.

BACA JUGA:Evaluasi Aset, DPRD BU Minta Pemkab Benahi Lapangan Alun-alun Rajo Malim Paduko

BACA JUGA:Brunei Darussalam, Negara Kecil Dengan Istana Besar

Menurut Dewi, misal yang ditampilkan di sosmed foto goreng pisang. Secara otomatis tidak mungkin lagi dalam narasi atau captionnya dituliskan goreng pisang. 

"Makanya melalui Bimtek ini kita menargetkan pengetahuan dan pemahaman peserta, terutama dalam membuat konten atau fotograsi untuk memasarkan produk Parekraf bisa meningkat," harap Dewi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan