“Door to Door” Mendongkrak Konversi Motor Listrik

--

Door to door. Tak hanya pengusaha yang menjalankan teknik penjualan dari pintu ke pintu tersebut. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun menjalankan strategi serupa. “Untuk konversi motor listrik, sekarang kita coba door to door ke BUMN-BUMN, ke kantor-kantor, sudah banyak nih yang respons swasta-swasta,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif kepada pers di Jakarta.  

Sebelumnya, Kementerian ESDM telah menjalankan program dengan sasaran personal. Misalnya, tiap pembelian motor listrik akan mendapat subsidi mencapai Rp7 juta per unit. Tujuannya, insentif tersebut bisa meringankan biaya konversi bahan bakar minyak (BBM) ke motor listrik yang mencapai sekitar Rp14 juta per unit.

Tapi ternyata, minat masyarakat memiliki motor listrik masih sangat rendah. Awalnya, data Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM menunjukkan setidaknya terdapat 5.628 peminat konversi motor listrik. Namun dalam perkembangannya terdapat 2.069 peminat yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan.

Padahal, target konversi yang akan dicapai adalah 50.000 unit hingga akhir 2023. Salah satu hambatan adalah rata-rata harga motor listrik berkisar Rp11 juta--Rp20 juta dinilai masih mahal bagi sebagian besar masyarakat, walaupun sudah digelontorkan bantuan berupa subsidi dari pemerintah.

Selain itu, menurut Sekretaris Ditjen EBTKE Sahid Junaidi, ada juga tantangan dari sisi perilaku konsumen. “Konversi ini kan mengubah budaya, perilaku, jadi memang persiapannya harus lebih bagus lagi. Jadi kalau target konversi 50.000 pada 2023 rasanya berat. Tapi kami ingin menyiapkan lagi,” ujar Sahid.

 

Upaya Mengejar Net Zero Emission

Toh, pemerintah tetap menjalankan amanat mewujudkan udara bersih karbon nol emisi. Direktur Konservasi Energi EBTKE, Kementerian ESDM Luh Nyoman Puspa Dewi mengatakan, konversi motor listrik bisa menekan penggunaan BBM, yang sering dituding menjadi penyebab pencemaran udara.  

Oleh sebab itu, subsidi dari APBN yang digunakan pada BBM, bisa dialihkan untuk mendukung penyebaran kendaraan listrik. Salah satunya, dengan memberikan insentif untuk konversi motor listrik tadi.

BACA JUGA:Cara E-Smart Perluas Pasar Industri Kecil

Maka, Kementerian ESDM dalam hal ini berperan sebagai katalisator dengan melakukan konversi. Berdasarkan kalkulasi Dewi, jumlah sepeda motor pada 2020 mencapai 115 juta unit. Dari jumlah tersebut, pilot project Kementerian ESDM mengonversi 1.000 unit motor listrik pada 2022. Kemudian angka ini terus ditingkatkan pada 2023 menjadi 10.000 unit. Maka pada 2024, targetnya ditambah lagi menjadi 100.000 unit, dan mencapai 1 juta unit pada 2025.

Sebab itu, lepas dari target 50.000 unit tersebut, Kementerian ESDM masih melihat opsi program konversi sepeda motor BBM menjadi listrik sebagai bagian upaya percepatan mewujudkan net zero emission (NZE) Indonesia di 2060 adalah pilihan yang tepat.

“Program konversi merupakan kegiatan konkret program transisi energi dalam mendukung target NZE tahun 2060 dan Indonesia perlu melakukan konversi ini. Kami berfokus terhadap kendaraan motor bakar roda dua karena angka populasinya lebih dari 120 juta lebih. Apalagi tren pertumbuhan menunjukkan 5%--6% setiap tahun,” ujar Menteri Arifin, pada acara Pembukaan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana di Jakarta, Jumat, pada Juli 2023.

Dalam kalkulasi Arifin, polusi dan pemborosan energi menjadi amat parah. Jika satu sepeda motor mengonsumsi 1 liter BBM tiap hari, ekuivalen 650 crude oil per hari dengan harga minyak USD80 per barel, “Maka kita bakar USD480 juta per hari. Emisinya, menghasilkan 2,5 kg emisi. Jadi, ada kalau 120 juta motor, berarti berapa 300 juta kg emisi per hari,” jelas Arifin.

 

 Upaya Bauran Energi Nasional

Maka tak heran jika pemerintah dalam berbagai kesempatan mendorong dan menggalakkan pembangunan dan pengembangan ekonomi hijau nan ramah lingkungan. Salah satu langkah ke depannya adalah program bauran energi yang menjadi amanat Kementerian ESDM.

Catatan ESDM menunjukkan, bauran energi 2021 adalah berturut-turut, BBM mencapai 17,16%, gas sebanyak 66,1%, dan batu bara adalah 13,65%. Setahun berikutnya, pada 2022, bauran tersebut menjadi BBM sebesar 15,96%, gas menjadi 67,21%, dan batu bara 14,11%.

Kondisi ini diharapkan dapat mendorong terjadinya penurunan emisi karbon secara bertahap. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan, Indonesia berhasil mengurangi emisi sebesar 69,5 juta ton karbon,  melebihi target sebesar 67 juta ton pada 2021.

Setahun berikutnya mencapai 91,5 juta ton pada 2022. Untuk 2023 ditargetkan bisa mencapai 116 ton sehingga pada 2030, Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon di sektor energi sebesar 314 juta hingga 398 juta ton untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.

 

Strategi Konversi Listrik

Selama 2023, Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk mendorong konversi dari motor konvensional ke motor listrik. Berikut sejumlah upaya utama yang diterapkan:

Program door-to-door

Kementerian ESDM telah memulai program ini untuk mendekati perusahaan swasta dan BUMN guna menggenjot konversi motor konvensional ke motor listrik. Sebelumnya, program ini hanya menyasar perorangan, tetapi sekarang juga mencakup instansi-instansi.

Program Subsidi

Pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp7 juta per unit untuk pembelian sepeda motor listrik baru dan juga untuk konversi sepeda motor konvensional berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik.

Pembinaan Bengkel

Selain pendekatan ke perusahaan, Kementerian ESDM juga terus melakukan pembinaan terhadap bengkel-bengkel agar memenuhi kualifikasi untuk melakukan konversi motor konvensional ke motor listrik.

Kenyamanan Perizinan

Kementerian ESDM juga berupaya mempercepat masalah perizinan motor listrik. Menteri Arifin menekankan pentingnya menangani perizinan yang sesuai dengan regulasi agar program ini dapat berjalan dengan lancar. 

BACA JUGA:Berharap Hujan Dolar dari Lembah Tengkorak

 Berbagai Kebijakan Lanjutan

Tak hanya itu, Kementerian ESDM juga bersiap menerbitkan sejumlah paket kebijakan percepatan lainnya. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyatakan, pihaknya sedang membahas program konversi lanjutan insentif motor listrik. Sebelumnya insentif motor listrik baru ditujukan pada penerima KUR, BPUM.

Kini, sedang diupayakan menjadi program “1 NIK 1 Motor Listrik”. “Saat ini kebijakan sedang proses ya,” kata Dadan saat ditemui katadata.co.id di Kantor Kementerian ESDM.

Selain itu, Kementerian ESDM, Kepolisian RI dan Kementerian Perhubungan sedang menggodok penerbitan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Percepatan Layanan Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

SKB tersebut antara lain akan mengatur tentang pengaturan penggunaan jenis baterai swap di rentang Rp6 juta sampai Rp8 Juta. Selain itu, SKB juga mengatur kerja sama dengan dealer motor bekas untuk suplai motor bekas serta mengajak kolaborasi perusahaan dalam sewa operasi motor listrik baru maupun konversi.

“Sinergi dan kolaborasi merupakan kunci kesuksesan program konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik. Kementerian ESDM bersama Kementerian Perhubungan dan Kepolisian RI serta didukung Kementerian Perindustrian akan terus bersinergi untuk mewujudkan target program konversi motor listrik sebanyak 50.000 unit di tahun 2023 dan 150.000 unit untuk tahun 2024,” ujar Arifin lagi.

Menyambut kebijakan tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, konversi energi motor listrik memegang peran kunci. “Konversi motor ini game changer. Jumlahnya banyak, mudah dilakukan, banyak yang butuh. Jadi semua berperan dan banyak masyarakat yang untung. Jadi ini yang mesti kita pikirkan. Semoga ini bisa menjadi kekuatan kita dan saya sampaikan selamat sehingga kita bisa laksanakan ini dengan baik,” katanya dalam siaran pers di Jakarta, Juli 2023.

Sumber : Indonesia.go.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan