Destinasi Wisata Saksi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Monumen Proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur NO. 56 Jakarta Pusat, sebagai bentuk peringatan Pembacaan Teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945. -Shutterstock/Dhodi Syailendra-
Kendati dibangun berabad-abad silam, Benteng Fort Rotterdam masih berdiri gagah di tengah Kota Makassar. Keberadaan benteng ini tidak dapat dipisahkan dari kehadiran Kongsi Dagang Belanda (VOC) di Sulawesi.
Dahulunya, Benteng Rotterdam difungsikan sebagai markas komando pertahanan, kantor perdagangan, hingga pusat pemerintahan Belanda di wilayah timur Indonesia.
Setelah beberapa kali beralih fungsi, kini Benteng Rotterdam menjadi salah satu objek wisata sejarah terbesar di Makassar. Koleksi menarik di Benteng Rotterdam adalah naskah La Galigo, yang diakui UNESCO sebagai Memory of The World.
Gedung Joeang 45
Menyusuri cerita perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia tidak bisa dipisahkan dari Gedung Joeang 45. Wisata sejarah kemerdekaan ini dahulunya merupakan sebuah hotel yang dikelola oleh keluarga L.C. Schomper.
BACA JUGA:Para Orang Tua Harus Tau ! Ini Beberapa Kebiasaan Yang Di Anggap Sepele, Membuat Anak Cacingan
BACA JUGA:Walaupun Nampak Kuno ! Ini Manfaat Tersembunyi Mengkonsumsi Air Tajin Bagi Tubuh
Namun pada detik-detik kemerdekaan gedung tersebut diambil alih pemuda Indonesia, dan dijadikan tempat pelatihan dan pendidikan.
Ada banyak benda-benda bersejarah perjuangan pemuda Indonesia yang tersimpan di Gedung Joeang 45.
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Dulunya bangunan ini merupakan kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Beliau merupakan salah satu perwira angkatan laut Jepang yang membantu Indonesia merumuskan naskah proklamasi.
Kini rumah bersejarah yang terletak di Jalan Imam Bonjol No. 1 Menteng, Jakarta Pusat tersebut berubah menjadi museum sejak 1992.
BACA JUGA:Surabaya Bertransformasi dari ‘Kota Neraka’ Jadi Kota Wisata
BACA JUGA:Aturan Baru: Dokter Boleh Praktik di Tiga Tempat, Ini Syaratnya!
Museum Perumusan Naskah Proklamasi memiliki 4 ruangan. Masing-masing berisi benda-benda bersejarah yang dulunya digunakan untuk merumuskan naskah proklamasi.