Gereja Berusia 400 Tahun di Amsterdam, Belanda Mendadak Viral, Ada Apa? Ternyata Melakukan Aktivitas Ini

Gereja Berusia 400 Tahun di Amsterdam, Belanda -Instagram@theoffline_club-

Sembari mendengarkan irama mendayu piano yang dimainkan oleh pianis hingga opera live, kian memantik kesejukan dalam kegiatan tersebut. 

Ketika mengamati visual yang digamblang akun ini, peserta nampak begitu asik seperti kembali pada tahun-tahun ketika digitalisasi belum menjamah parah kehidupan sosial. 

BACA JUGA:Banyak Yang Belum Tau, Ternyata 10 Cara Ini Terbukti Ampuh Menghilangkan Jamur Pada HP..

BACA JUGA:Anda Termasuk Orang Hobi Bermain Game Berat? Jangan Takut, Ini 3 Cara Agar HP Tetap Dingin Selama Bermain Game

Ada yang begitu khusuknya melahab bait-bait tulisan dalam buku yang dipegangnya. Ada juga suara cengkrama riang, pada mereka yang tengah asyik bergembira menggoreskan warna-warni dalam sebuah kanvas lebar yang dibentang di lantai gereja yang berwarna gelap itu. 

Interaksi dalam tawa, antar pandangan dalam guratan pensil kala membuat sket, hingga guratan warna warni dari kanvas dengan warna yang disepakati, seakan mengembalikan situasi kala kecil, nan lampau. 

Suara nan mendayu dari hentakan jemari pianis di bar piano, kian membius peserta yang hadir dan pastinya mereka-mereka yang mendengarkan visual yang dapat dijamah global ini. 

Layaknya duduk dalam sebuah teater, begitulah yang begitu kental terasa. Suara piano pun kian membahana yang memantul liar ke telinga. 

BACA JUGA:Bukan Sekedar Bumbu Masakan! Ini 5 Khasiat Mengkonsumsi Bawang Putih Mentah Setiap Hari Bagi Kesehatan

BACA JUGA:PKK Miliki Peran Penting Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sekitar satu dekade terakhir ini, kampanye detosifikasi alih-alih menyikapi "pandemi" digital, kian marak di penjuru dunia. 

Bukan hanya era digital yang kian menjamah dekat langsung dengan manusia, lantaran kemudahan akses yang dibuat melalui ponsel-ponsel pintar. 

Sifat manusia sebagai zon politicon atau mahluk sosial pun, kian saja pudar. Asyik dengan longokan privat dalam genggaman, kian membuat hubungan manusia dengan manusia kian saja terancam. 

Ragam platform ponsel pintar dengan harganya pula yang relatif murah, lantaran kompetisi diantara produsen ponsel, turut memberikan implikasi negatif di lingkungan sosial. 

BACA JUGA:Mengintip Kehidupan Orang Eskimo, Bertahan Pada Cuaca di Bawah -50°

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan