Realisasi Investasi Anjlok, Ini Biang Keroknya Kata Pemda

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Ir Budi Sampurno,-Radar Utara / Benny Siswanto-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Sirkulasi fiskal yang masuk kategori investasi di Kabupaten Bengkulu Utara sampai dengan Triwulan 3 tahun 2025, nilainya mencapai Rp 0,43 triliun atau 430 miliar. Meski begitu, dari sisi nominal realisasi perputaran ekonomi makro di sektor ini, praktis mengalami penurunan. 

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Ir Budi Sampurno, saat dibincangi Radar Utara menyampaikan realisasi nilai investasi yang tercatat dan terintegrasi dengan sistem pusat yakni Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Kementerian Investasi, belum final. 

"Karena nilainya, masuk akan bertambah. Itu angka sampai dengan Triwulan ke 3 tahun berjalan," ujar Budi Sampurno di kantornya tepat di depan Kantor Pemda Bengkulu Utara, Senin, 8 Desember 2025. 

Lebih lanjut, Budi menjelaskan biang kerok angka investasi yang mengalami penurunan kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dipengaruhi oleh alur dangkal pada kolam Dermaga Pulau Baai pada awal April 2025 yang sempat heboh sampai memancing kedatangan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka. 

BACA JUGA:Komisi III DPRD BU Dorong Perusahaan Ciptakan Iklim Investasi Kondusif

BACA JUGA:Dukungan Terbelah, Pro Kontra Sawitisasi Enggano! Ancam Investasi 'Hijau' Tepung Pisang

Kata Budi, akibat pendangkalan alur dermaga yang direspon pusat dengan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres 12 Tahun 2025) tersebut, menyebabkan perlambatan ekonomi, khususnya di sektor pertambangan karena pelabuhan menjadi basis penting dalam pengiriman batubara oleh kapal tongkang. 

Maklum, Bengkulu Utara menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu yang mencolok hasil Sumber Daya Alamnya (SDA) di sektor pertambangan, khususnya batubara. 

Menginformasikan, nilai investasi sektor pertambangan menjadi tulang punggung pergerakan ekonomi di daerah ini, lantaran paling berdampak pada penciptaan lapangan kerja. 

"Imbasnya, nilai investasi di sektor Pertambangan turun. Karena pengiriman batubara sama sekali tidak bisa dilakukan," cerita Budi Sampurno, menganalisa.

BACA JUGA:Expo 2025 Osaka Jadi Panggung Indonesia, Gaet Investasi hingga Rp380 Triliun

BACA JUGA:Revitalisasi Sekolah Rp 17,1 Triliun: Investasi Jangka Panjang untuk Pendidikan Bermutu

Apa yang dibilang Budi, seirama dengan corak data statistik yang diungkap Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu. Disadur dari laman resminya, lembaga penyaji statistik pemerintah itu mengungkap data sigi yang lebih kurang senapas dengan apa yang terjadi di Kabupaten Bengkulu.  

Lewat Siaran Pers BPS, 3 November 2025, terungkap neraca perdagangan barang Provinsi Bengkulu mengalami surplus US$77,49 juta sepanjang periode Januari hingga September 2025, namun turun sebesar 42,28 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 sebesar US$134,24 juta. Provinsi Bengkulu telah mencatatkan surplus sejak tahun 2018.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan