RI Buka Peluang Kerja Sama Daging Halal dengan Mongolia
Suasana forum bisnis bertajuk 'Expanding Horizons in Trade and Investment' antara Indonesia-Mongolia di Ulan Bator, Mongolia pada Rabu (19/11/2025). -ANTARA/Desca Lidya Natalia-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI membuka peluang kerja sama perdagangan terkait ekspor daging halal dari Mongolia ke Indonesia.
"Telah disebutkan sebelumnya bahwa industri halal merupakan peluang yang cukup besar bagi kita untuk berkolaborasi," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan Kemlu RI, Dyah Lestari Asmarani, melalui keterangan resmi, dalam forum bisnis bertajuk "Expanding Horizons in Trade and Investment", yang diselenggarakan KBRI Beijing, Tiongkok serta dihadiri pejabat pemerintahan, kamar dagang dan industri serta para pengusaha Mongolia di Ulan Bator, Mongolia, Rabu (19/11/2025).
Dalam hal hubungan perdagangan, Dyah menyebutkan Indonesia dan Mongolia memiliki banyak potensi yang belum dioptimalkan.
"Angka ekspor dan impor Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, yang penting bagi kita adalah bagaimana kita dapat mengeksplorasi lebih lanjut potensi kerja sama di masa depan, seperti bagaimana memaksimalkan diversifikasi ekspor, menawarkan peluang untuk barang-barang industri, atau mengimpor barang-barang yang terutama didorong oleh komoditas mineral, energi, dan logistik," ungkap Dyah.
BACA JUGA:Sertifikat Halal Jadi Jalan Kebaikan dan Kedaulatan Ekonomi
BACA JUGA:BPJPH Proses Lebih dari 10 Ribu Sertifikat Halal dalam Sehari
Adapun, Dyah mengatakan, Mongolia kaya akan tembaga, batu bara, mineral tanah jarang, emas, dan uranium sementara Indonesia kuat dalam teknologi pertambangan, jasa teknik pertambangan, dan manufaktur alat berat.
"Jadi, peluangnya adalah bagaimana perusahaan pertambangan Indonesia juga dapat berkolaborasi dengan mitra mereka di Mongolia dalam hal peralatan dan jasa untuk melakukan usaha patungan atau kolaborasi lain dengan standar pertambangan berkelanjutan," kata Dirjen Hubungan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan Kemlu RI.
Kolaborasi lain yang juga bisa dilakukan RI dan Mongolia adalah di bidang pengembangan energi terbarukan, ketahanan pangan hingga pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
"Misalnya kita dapat memiliki semacam kolaborasi dalam program pertukaran pelajar dengan pelatihan khusus untuk insinyur Mongolia, begitu pula sebaliknya untuk Indonesia, bisa ada pusat penelitian bersama tentang pertambangan berkelanjutan," ungkap Dyah.
BACA JUGA:Sertifikat Halal Kunci Naiknya Daya Saing dan Kepercayaan UMKM
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Dorong UMKM Urus Sertifikasi Halal
Sekretaris Jenderal Kamar Dagang Nasional Mongolia (MNCCI) Saruul Bulgan dalam acara yang sama mengatakan Mongolia sedang melakukan diversifikasi ekspor di luar produk tambang yang masih menjadi produk ekspor utama negara tersebut, yaitu sebesar USD14,7 miliar atau 92,8 persen dari total ekspor pada 2024. "Kami ingin melakukan diversifikasi yaitu dengan mengekspor kasmir, daging, buah dan kacang-kacangan, makanan, wol, hingga kulit," kata Saruul.
Mongolia, kata Saruul, punya 58 juta ekor ternak dengan terbanyak adalah domba (24,5 juta ekor), kambing (22,9 juta ekor), sapi (5,1 juta ekor), kuda (4,7 juta ekor) dan unta (0,5 juta ekor).