Revitalisasi Sekolah Dorong Mutu Pendidikan dan Gerakkan Ekonomi Lokal

Program Revitalisasi Sekolah bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga gerakan sosial dan ekonomi masyarakat -(Foto: Dok Kemendikdasmen)-

“Sinergi antara sekolah, dinas pendidikan, perguruan tinggi, dan balai penjaminan mutu menjadi kunci percepatan dan akuntabilitas program,” jelas Winner.

Untuk tahun 2025, pemerintah mengalokasikan Rp16,9 triliun bagi lebih dari 16.000 sekolah, dan menyiapkan Rp14 triliun untuk keberlanjutan program di tahun 2026.

Program revitalisasi sekolah juga mendapat respon positif dari masyarakat. Berdasarkan survei nasional, dari 38,5 persen masyarakat yang mengetahui program ini, 79 persen menyatakan puas atau sangat puas, menjadikannya salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) dengan tingkat kepuasan tertinggi.

Kepala SMAN Binino, Kabupaten Timor Tengah Utara, Imelda Nenad, menyebut program ini sebagai “rahmat besar” bagi sekolah di wilayah 3T. “Progres pembangunan kami sudah lebih dari 50 persen. Kami optimistis selesai tepat waktu pada 15 Desember 2025,” ujarnya.

Sementara Kepala SMA YPPK Santo Yohanes Paulus Kepi, Papua Selatan, Emanuel Paulus Metubun, mengungkapkan dampak nyata sistem swakelola. “Empat marga di kampung kami bergantian bekerja, masing-masing tujuh orang tiap minggu. Dampak ekonominya langsung terasa bagi masyarakat sekitar,” katanya.

BACA JUGA:Program Revitalisasi Sekolah di Mukomuko Capai 80 Persen

BACA JUGA:Revitalisasi Sekolah Rp 17,1 Triliun: Investasi Jangka Panjang untuk Pendidikan Bermutu

Kegiatan pendampingan diharapkan mempercepat penyelesaian revitalisasi sekolah sesuai target pertengahan Desember 2025, serta memastikan program berjalan efektif, transparan, dan berdampak nyata bagi mutu pendidikan nasional. (**)

 

Sumber Infopublik.id

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan