UMKM dan Multilateralisme Jadi Pilar Pertumbuhan Inklusif APEC 2025

Presiden Prabowo saat menghadiri sesi pertama APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) di Hwabaek International Convention Centre (HICO), Gyeongju, Republik Korea, Jumat (31/10/2025). -BPMI Setpres-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa pemberdayaan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) serta kerja sama multilateral dalam menghadapi kejahatan lintas batas merupakan kunci menuju kawasan Asia Pasifik yang tangguh, adil, dan berkelanjutan.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Prabowo saat menghadiri sesi pertama APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) di Hwabaek International Convention Centre (HICO), Gyeongju, Republik Korea, Jumat (31/10/2025).

Presiden Prabowo menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi harus bersifat inklusif dan menyejahterakan semua pihak. Ia menilai, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta perlu berorientasi pada ekonomi yang berpusat pada rakyat.

“APEC harus memastikan manfaat perdagangan dan investasi menjangkau semua orang sehingga tidak ada satu pun perekonomian yang tertinggal. Kolaborasi pemerintah-swasta perlu berorientasi pada kerja sama dan ekonomi yang berpusat pada rakyat,” ujar Presiden Prabowo.

BACA JUGA:Pertamina Perkuat Pasar Ekspor untuk UMKM Binaan

BACA JUGA:HUT ke-36, Bank Raya Perkuat Komitmen Dorong Akselerasi UMKM

Presiden juga memaparkan langkah nyata yang telah dilakukan Indonesia dalam memperkuat perekonomian rakyat melalui program nasional pemberdayaan UMKM dan koperasi, termasuk peningkatan akses digital dan keuangan untuk membantu pelaku UMKM terintegrasi ke dalam rantai nilai global.

“Di Indonesia, kami menerapkan prinsip ini melalui program nasional yang memberdayakan usaha kecil dan koperasi untuk mengoptimalkan potensi mereka, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan,” ungkap Presiden RI.

Selain menyoroti sektor ekonomi, Presiden Prabowo juga mengingatkan tentang ancaman kejahatan lintas batas, seperti penyelundupan, pencucian uang, perdagangan manusia, dan narkotika, yang dapat mengancam stabilitas ekonomi kawasan jika tidak ditangani secara kolektif.

“Kita tidak dapat mengatasi bahaya-bahaya ini sendirian. Penyelundupan, penipuan, pencucian uang, perdagangan manusia, dan narkotika merupakan ancaman nyata bagi masa depan perekonomian kita,” tegas Kepala Negara.

BACA JUGA:Sertifikat Halal Kunci Naiknya Daya Saing dan Kepercayaan UMKM

BACA JUGA:Senam Bersama Jadi Wadah Kejati Bengkulu Perkuat Tali Kasih dan Dukungan Terhadap UMKM Lokal

Presiden RI juga menambahkan bahwa Indonesia saat ini terus berupaya memerangi korupsi dan praktik bisnis tidak sehat yang menghambat pertumbuhan ekonomi riil.

Dengan pengalaman tersebut, Indonesia siap berperan sebagai “bridge builder” (jembatan penghubung) antara ekonomi maju dan berkembang dalam menghadapi tantangan global.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan