Danau Kembar dari Letusan Purba di Ranah Minang

Danau Kembar dari Letusan Purba di Ranah Minang. -toursumbar.com-

BACA JUGA:4 Desa Wisata Berkelas Internasional Di Indonesia

Sehingga dibutuhkan kondisi tubuh prima dan setidaknya pernah memiliki pengalaman menjelajah hutan atau mendaki gunung.

Karena itu, wisata seperti ini lebih cocok bagi wisatawan minat khusus penyuka kegiatan di alam terbuka (adventuring), seperti, pendaki gunung dan penjelajah rimba.

Tapi bukan berarti masyarakat awam tak bisa mengikuti pelesiran ke Danau Laut Tinggal. Mereka bisa tetap berlibur asalkan didampingi penunjuk jalan yang umumnya berasal dari warga desa dan sudah mengenal sangat baik rutenya. Perjalanan sebaiknya dilakukan berombongan berjumlah 8--10 orang.

Penuh Tantangan

Ada sejumlah aturan yang mesti ditaati oleh pengunjung Danau Laut Tinggal. Mereka wajib membawa tas ransel besar berisi logistik perbekalan, pakaian secukupnya, jas hujan, jaket hangat, obat-obatan, senter, golok, dan alat komunikasi semacam handy talkie.

BACA JUGA:Mengintip 7 Menu Sarapan di Berbagai Negara, Ada Sarapan Puri India dan Chilaquiles Rojos dari Meksiko

BACA JUGA:Mengintip 9 Kebiasaan Unik Orang Belanda yang Dikenal Dunia, Apa Saja?

Jangan lupa pula membawa tenda berkemah, peralatan masak, tongkat mendaki (pole) dan tak kalah penting adalah membawa kantong sampah agar kelestarian lingkungan sekitar tetap terjaga.

Empat jam pertama perjalanan, kita banyak ditemani kicau suara aneka burung dan  teriakan khas owa siamang.

Hutan lindung Desa Sitobu banyak dihuni flora langka seperti aneka jenis anggrek hutan, kantong semar (Nepenthes gymnamphora), keluarga paku-pakuan, dan talas raksasa setinggi hampir 2 meter.

Selepas berjalan empat jam, kita bersua Desa Simpang Lolo yang berpenghuni satu kepala keluarga saja karena puluhan lainnya terpaksa pindah setelah desa mereka tersapu banjir bandang.

BACA JUGA:Liburan Santai, Dana Tetap Aman, Berikut Cara Menyusun Anggaran Liburan yang Cerdas

BACA JUGA:4 Desa Wisata Berkelas Internasional Di Indonesia

Setelah beristirahat sejenak, perjalanan diteruskan ke daerah bernama Sosopan, jaraknya sekitar 6 km ke depan dan menyusuri tepian sungai kecil, Batang Kanaikan yang beraliran sangat jernih dan banyak terdapat batuan besar seukuran mobil.

Saat di Sosopan ini, kita bisa kembali beristirahat atau bermalam karena terdapat pondokan yang ditinggalkan penghuninya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan