Hati-Hati! Overparenting Bisa Bikin Anak Tumbuh Kurang Percaya Diri

Reporter: Ependi |

Editor: Ependi |

Rabu , 15 Jan 2025 - 17:05

Hati-Hati! Overparenting Bisa Bikin Anak Tumbuh Kurang Percaya Diri-Freepik/gpointstudio-

Akhirnya, mereka mungkin mulai meragukan kemampuan mereka sendiri, yang berujung pada ketidakpercayaan diri.

4. Kurangnya Pengalaman dalam Mengambil Keputusan

Anak-anak yang tidak diberi kesempatan untuk membuat keputusan mereka sendiri, baik yang kecil maupun yang besar, akan kesulitan membangun rasa percaya diri.

Pengasuhan yang terlalu mengatur bisa membuat anak merasa bahwa mereka tidak memiliki kendali atas hidup mereka.

Ketika orang tua selalu membuat keputusan untuk mereka, anak menjadi kurang terbiasa untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan dan konsekuensinya.

Seiring waktu, anak menjadi kurang yakin dalam membuat keputusan dan mungkin selalu mencari persetujuan dari orang lain, yang bisa menghalangi perkembangan rasa percaya diri mereka.

5. Kurang Mengembangkan Keterampilan Sosial

Overparenting juga bisa menghambat perkembangan keterampilan sosial anak.

Ketika orang tua terlalu khawatir tentang interaksi sosial anak, mereka cenderung melibatkan diri dalam hubungan sosial anak, mengatur teman-teman mereka, atau bahkan menghindarkan anak dari situasi sosial yang menantang.

Anak yang tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya tanpa campur tangan orang tua tidak dapat mengasah keterampilan sosial mereka.

Hal ini berujung pada kesulitan dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain, yang dapat mempengaruhi rasa percaya diri anak dalam lingkungan sosial.

hati-hati! overparenting bisa bikin anak tumbuh kurang percaya diri                            radarutara.bacakoran.co - di tengah zaman yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak orang tua yang berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka. 
namun, tak jarang niat baik ini justru berakhir dengan dampak negatif. 
salah satunya adalah fenomena overparenting atau pengasuhan berlebihan. 
meskipun terdengar penuh kasih sayang, pengasuhan yang terlalu mengatur atau melindungi anak justru bisa membuat anak tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah.
baca juga:anak kos wajib tau! ini dia tips untuk mengukus makanan dengan menggunakan alat seadannya
baca juga:kenapa si, anak perempuan lebih dekat kepada sosok ayah ketimbang yang ibu. berikut alasannya
 mengapa demikian? 
berikut adalah beberapa alasan mengapa overparenting bisa menjadi penghalang bagi perkembangan percaya diri anak.
1. anak tidak diberi kesempatan untuk menghadapi tantangan
salah satu dampak terbesar dari overparenting adalah anak tidak diberi kesempatan untuk menghadapi tantangan atau kesulitan dalam hidup mereka. 
baca juga:jangan memuji anak dengan mengatakan 'kamu pintar', tapi katakan kalimat berikut
baca juga:para orang tua harus tau ! ini waktu terbaik untuk mengkhitan anak laki-laki
orang tua yang terlalu melindungi sering kali mencoba untuk menghindari anak dari kegagalan atau kesulitan sekecil apapun. 
namun, kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar dan pembentukan kepercayaan diri.
 ketika anak tidak pernah mengalami kegagalan, mereka tidak belajar untuk bangkit dan memperbaiki diri. 
akibatnya, mereka menjadi kurang siap untuk menghadapi tantangan di dunia nyata, dan pada akhirnya merasa kurang percaya diri.
baca juga:para orang tua wajib tahu ! kenali cara mengatasi kebiasaan anak ngompol pada malam hari
baca juga:kaos katun combed 24's jadi pilihan alternatif anak muda untuk tetap stylist tanpa menguras kantong
2. terlalu bergantung pada orang tua
anak yang dibesarkan dalam lingkungan overparenting cenderung menjadi sangat bergantung pada orang tua untuk membuat keputusan, menyelesaikan masalah, atau bahkan melakukan aktivitas sehari-hari. 
hal ini membuat anak merasa tidak mampu mengandalkan diri sendiri. 
tanpa rasa percaya diri untuk melakukan hal-hal secara mandiri, anak akan kesulitan untuk mengambil inisiatif, menyelesaikan masalah, atau merasa yakin dengan kemampuan diri mereka sendiri. 
ketika orang tua selalu hadir untuk "menyelamatkan" mereka, anak tidak diberi kesempatan untuk tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.
baca juga:anda punya anak cowok ! ini rekomendasi 10 model rambut anak cowok yang keren
baca juga:berikut beberapa bunga yang harus dihindari dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan karena beracun
3. mengalami tekanan berlebihan untuk sukses
orang tua yang terjebak dalam pola overparenting sering kali memberikan tekanan yang sangat besar pada anak untuk mencapai standar yang tinggi, baik dalam akademis, olahraga, maupun aktivitas lainnya. 
meskipun niat orang tua biasanya adalah untuk mendorong anak mencapai potensi terbaik mereka, tekanan berlebihan justru bisa merusak rasa percaya diri anak. 
anak yang merasa bahwa apapun yang mereka lakukan harus sempurna, akan merasa cemas dan takut gagal. 
akhirnya, mereka mungkin mulai meragukan kemampuan mereka sendiri, yang berujung pada ketidakpercayaan diri.
baca juga:jarang diketahui, menu bekal anak untuk kecerdasan
baca juga:anak jenius seperti b.j habibie, ini 6 jenis makanan untuk mendukung kecerdasan otaknya...
4. kurangnya pengalaman dalam mengambil keputusan
anak-anak yang tidak diberi kesempatan untuk membuat keputusan mereka sendiri, baik yang kecil maupun yang besar, akan kesulitan membangun rasa percaya diri. 
pengasuhan yang terlalu mengatur bisa membuat anak merasa bahwa mereka tidak memiliki kendali atas hidup mereka. 
ketika orang tua selalu membuat keputusan untuk mereka, anak menjadi kurang terbiasa untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan dan konsekuensinya. 
seiring waktu, anak menjadi kurang yakin dalam membuat keputusan dan mungkin selalu mencari persetujuan dari orang lain, yang bisa menghalangi perkembangan rasa percaya diri mereka.
baca juga:untuk anak perempuan cantik laksana bidadari, ini 7 pilihan nama jawa yang estetik
baca juga:kaos katun combed 24's jadi pilihan alternatif anak muda untuk tetap stylist tanpa menguras kantong
5. kurang mengembangkan keterampilan sosial
overparenting juga bisa menghambat perkembangan keterampilan sosial anak. 
ketika orang tua terlalu khawatir tentang interaksi sosial anak, mereka cenderung melibatkan diri dalam hubungan sosial anak, mengatur teman-teman mereka, atau bahkan menghindarkan anak dari situasi sosial yang menantang.
 anak yang tidak diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebaya tanpa campur tangan orang tua tidak dapat mengasah keterampilan sosial mereka. 
hal ini berujung pada kesulitan dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain, yang dapat mempengaruhi rasa percaya diri anak dalam lingkungan sosial.
baca juga:anda punya anak cowok ! ini rekomendasi 10 model rambut anak cowok yang keren
baca juga:berikut beberapa bunga yang harus dihindari dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan karena beracun
6. menghindari kemandirian
salah satu aspek penting dalam membangun rasa percaya diri adalah belajar untuk mandiri. 
anak-anak yang terlalu diawasi atau diberi arahan yang terlalu ketat cenderung tidak diberi kesempatan untuk belajar bagaimana mengelola tugas-tugas mereka sendiri. 
kemandirian, seperti memutuskan apa yang akan dimakan, mengatur waktu untuk belajar, atau merawat barang-barang pribadi mereka, adalah keterampilan yang membantu anak merasa percaya diri dalam menjalani kehidupan mereka. 
tanpa kemandirian ini, anak akan merasa kurang mampu untuk mengatasi situasi sendiri.
overparenting memang sering kali datang dari rasa cinta dan perhatian orang tua yang besar terhadap anak-anak mereka. 
baca juga:jarang diketahui, menu bekal anak untuk kecerdasan
baca juga:anak jenius seperti b.j habibie, ini 6 jenis makanan untuk mendukung kecerdasan otaknya...
namun, jika tidak ditangani dengan bijak, gaya pengasuhan ini bisa berisiko menghambat perkembangan rasa percaya diri anak. 
anak yang selalu dilindungi dan tidak diberi kesempatan untuk menghadapi tantangan, membuat keputusan, dan belajar dari kegagalan, akan tumbuh dengan rasa kurang percaya diri dan ketergantungan pada orang lain. 
oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan ruang bagi anak untuk belajar mandiri, menghadapi kesulitan, dan mengembangkan keterampilan hidup yang akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan tangguh di masa depan. (*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR UTARA, 16 JANUARI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan