Kenapa Gen Z Lebih Rentan Merasa Cemas? Ternyata Ini Alasannya!

Reporter: Ependi |

Editor: Ependi |

Selasa , 10 Dec 2024 - 18:16

Kenapa Gen Z Lebih Rentan Merasa Cemas? Ternyata Ini Alasannya!-freepik.com-

Selain itu, pola hidup yang serba cepat dan padat membuat mereka tidak selalu memiliki waktu untuk merawat diri secara emosional, yang berujung pada penumpukan stres dan kecemasan.

Kecemasan yang dialami oleh Gen Z bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele.

Berbagai faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang membentuk pengalaman mereka telah menciptakan tantangan tersendiri dalam kesehatan mental.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih memahami dan mendukung mereka dengan memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara tentang perasaan mereka, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan positif.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang akar kecemasan ini, kita dapat membantu Gen Z untuk menghadapinya dengan lebih baik dan hidup dengan lebih tenang. (*)

kenapa gen z lebih rentan merasa cemas? ternyata ini alasannya!                            radarutara.bacakoran.co - fenomena kecemasan pada generasi z (gen z) semakin menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. 
banyak orang yang terkejut mendengar bahwa gen z, yang dikenal dengan keberaniannya dalam menyuarakan pendapat, justru lebih rentan merasa cemas dibandingkan dengan generasi sebelumnya. 
lantas, apa yang sebenarnya menjadi penyebab utama mengapa generasi ini lebih sering mengalami kecemasan? 
berikut adalah beberapa alasan yang menjadi faktor utama.
baca juga:dapat berpengaruh ke kesehatan mental! inilah beberapa alasan gen z sering menyalakan fitur do not disturb
baca juga:temukan ! ini efek samping acne patch bagi gen z untuk mengatasi jerawat
1. dampak media sosial
salah satu faktor terbesar yang berkontribusi pada meningkatnya tingkat kecemasan di kalangan gen z adalah penggunaan media sosial yang sangat intensif. 
dengan akses yang tak terbatas ke berbagai platform seperti instagram, twitter, dan tiktok, gen z terus-menerus terpapar oleh gambaran hidup orang lain yang tampaknya sempurna. 
ini bisa menyebabkan mereka merasa tidak cukup baik, atau terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain. 
tekanan untuk tampil sempurna dan mendapatkan pengakuan online dapat menciptakan rasa cemas yang mendalam.
baca juga:mengulik tren menabung yang viral di kalangan gen z, soft saving trend! ini penjelasannya
baca juga:money dysmorphia : kondisi merasa selalu tidak punya cukup uang yang menghantui gen z, kok bisa?
penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi media sosial yang berlebihan dapat memengaruhi pola tidur dan kesehatan mental, yang keduanya dapat meningkatkan perasaan cemas. 
fenomena fomo (fear of missing out) yang muncul akibat melihat teman-teman atau influencer yang selalu tampil bahagia dan sukses, memperburuk perasaan terisolasi atau tidak berharga di kalangan gen z.
2. kekhawatiran terhadap masa depan
gen z tumbuh di tengah ketidakpastian global yang luar biasa. 
isu-isu besar seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, ketegangan politik, dan pandemi global telah menjadi bagian dari kehidupan mereka sejak usia muda. 
baca juga:gen z dan milenial paling rentan terjebak doom spending, kok bisa?
baca juga:ternyata ini 10 alasan kenapa gen z sering kena layoff
hal ini tentu menambah beban psikologis yang signifikan, karena mereka merasa terjepit antara harapan untuk mewarisi dunia yang lebih baik dan kenyataan yang semakin kompleks.
masa depan yang tampak suram dan penuh tantangan, baik dalam hal lingkungan maupun ekonomi, meningkatkan rasa cemas tentang kehidupan mereka sendiri, pekerjaan, dan masa depan planet ini. 
perasaan tidak punya kendali atas situasi besar ini sering kali membuat mereka merasa cemas dan khawatir.
3. perubahan dinamis dalam dunia kerja
selain kekhawatiran sosial dan politik, gen z juga dihadapkan pada dunia kerja yang sangat kompetitif dan berubah dengan cepat. 
baca juga:dihadapan sukatno, gen z dan pelaku seni sampaikan keluhan dan aspirasi
baca juga:inilah cara gen z memanfaatkan kpr untuk investasi properti!
mereka sering kali merasa cemas tentang karier dan stabilitas pekerjaan, terutama di tengah kemajuan teknologi yang mengarah pada otomatisasi dan ai. 
banyak pekerjaan yang dulu stabil kini mulai tergantikan oleh teknologi, dan gen z khawatir apakah keterampilan mereka akan tetap relevan di masa depan.
ditambah lagi dengan tuntutan untuk memiliki banyak keterampilan, pengalaman kerja yang luas, serta berbagai pencapaian di usia muda, membuat gen z merasa tertekan untuk cepat sukses. 
ketidakpastian ini sering kali mengarah pada perasaan cemas mengenai kemampuan mereka untuk bertahan dalam dunia yang serba cepat berubah ini.
baca juga:dapat berpengaruh ke kesehatan mental! inilah beberapa alasan gen z sering menyalakan fitur do not disturb
baca juga:temukan ! ini efek samping acne patch bagi gen z untuk mengatasi jerawat
4. tingkat stigma terhadap kesehatan mental yang lebih tinggi
di sisi positif, gen z juga lebih terbuka tentang masalah kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya. 
mereka lebih terbiasa berbicara tentang kecemasan, depresi, dan masalah psikologis lainnya, yang mempermudah mereka untuk mengidentifikasi perasaan cemas. 
namun, meskipun mereka lebih terbuka, ada kekhawatiran bahwa stigma terhadap kesehatan mental masih ada di masyarakat, yang justru membuat mereka merasa tertekan untuk tampil kuat meski sedang berjuang dengan kecemasan.
hal ini semakin diperburuk dengan tingginya ekspektasi sosial yang menyarankan mereka untuk selalu "baik-baik saja," meskipun kenyataannya mereka sering merasa tertekan.
baca juga:gen z dan milenial paling rentan terjebak doom spending, kok bisa?
baca juga:ternyata ini 10 alasan kenapa gen z sering kena layoff
meskipun generasi ini lebih terbuka untuk mencari bantuan, perasaan malu atau takut akan penilaian dari orang lain seringkali menghalangi mereka untuk sepenuhnya mengatasi kecemasan yang dialami.
5. pengaruh keluarga dan lingkungan
tingkat kecemasan pada gen z juga dipengaruhi oleh pola asuh keluarga dan lingkungan sosial. 
banyak orang tua yang memiliki harapan tinggi terhadap anak-anak mereka, serta tekanan untuk mencapai prestasi akademik atau profesional yang tinggi. 
selain itu, pola hidup yang serba cepat dan padat membuat mereka tidak selalu memiliki waktu untuk merawat diri secara emosional, yang berujung pada penumpukan stres dan kecemasan.
baca juga:dihadapan sukatno, gen z dan pelaku seni sampaikan keluhan dan aspirasi
baca juga:inilah cara gen z memanfaatkan kpr untuk investasi properti!
kecemasan yang dialami oleh gen z bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele. 
berbagai faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang membentuk pengalaman mereka telah menciptakan tantangan tersendiri dalam kesehatan mental. 
oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih memahami dan mendukung mereka dengan memberikan ruang bagi mereka untuk berbicara tentang perasaan mereka, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan positif. 
dengan pemahaman yang lebih baik tentang akar kecemasan ini, kita dapat membantu gen z untuk menghadapinya dengan lebih baik dan hidup dengan lebih tenang. (*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR UTARA, 6 JANUARI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan