Tekan Inflasi di Mukomuko Libatkan Pemkab Solok dan Payakumbuh

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mukomuko, Dr Abdiyanto SH, M.Si, CLA-Radar Utara/ Wahyudi -

MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pemerintah Kabupaten Mukomuko telah menjalin kerjasama dengan Kabupaten Solok dan Kota Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Untuk mendorong stabilisasi harga kebutuhan pangan di Kabupaten Mukomuko. Ini sebagai upaya untuk menekan angka inflsi daerah Kabupaten Mukomuko.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mukomuko, Dr Abdiyanto SH, M.Si, CLA menjelaskan.

Penandatanganan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Mukomuko dengan Pemerintah Kabupaten Solok, sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Tindaklanjut Kerjasama Atasi Inflasi, TPID Solok Kunjungi Mukomuko

BACA JUGA:Pemkab Solok dan Payakumbuh Komitmen Ikut Tekan Inflasi di Mukomuko

"Pemerintah daerah Mukomuko sudah menandatangani kontrak kerjasama dengan Kabupaten Solok dan Payakumbuh. Dan Alhamdulillah, dua Kabupaten di Sumbar itu pun sekarang ikut komitmen mencegah inflasi di Kabupaten Mukomuko dengan memasok sejumlah komoditasnya ke daerah ini," katanya.

Sekda Abdiyanto juga menerangkan, salah satu pertimbangan Pemerintah Kabupaten Mukomuko menjalin kerjasama dengan Kabupaten Solok.

Karena di daerah itu sebagai daerah produsen tanaman hortikultura. Seperti bawang merah, cabai, dan yang lainnya. Sedangkan pertimbangan Pemerintah Kabupaten Mukomuko menjalin kerjasama dengan Payakumbuh, karena daerah itu sebagai daerah penghasil telur, daging ayam, dan beberapa komoditas lainnya.

"Sejumlah komoditas yang dihasilkan Kabupaten Solok dan Payakumbuh itu, salah satu pemicu inflasi di Kabupaten Mukomuko," jelasnya.

BACA JUGA:Bulan Agustus, Angka Inflasi di Mukomuko Naik Menjadi 2,44 Persen

BACA JUGA:Angka Inflasi di Mukomuko 2,39 Persen, Dibawah Angka Inflasi Nasional

Hal itu wajar saja, karena Kabupaten Mukomuko selama ini masih mengandalkan pasokan sejumlah bahan pangan dari Solok dan Payakumbuh. Seperti daging ayam, telur, cabai, dan lain sebagainya.

Hal itu juga disebabkan karena pasokan sejumlah bahan pangan dari daerah ini tidak mencukupi untuk kebutuhan konsumsi bagi masyarakat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan