Benarkah Makan Keju Dapat Membuat Bahagia Dan Awet Muda ! Simak Faktanya Dari Penelitan Berikut
Benarkah Makan Keju Dapat Membuat Bahagia Dan Awet Muda ! Simak Faktanya Dari Penelitan Berikut -Liputan6.com-
Dalam penelitian yang melibatkan delapan kumpulan data di Eropa dengan peserta antara 38.000 hingga 2,4 juta orang, para peneliti menemukan bahwa peningkatan kesejahteraan mental, yang diukur melalui kepuasan hidup, suasana hati, dan gejala depresi, berkontribusi pada umur yang lebih panjang dan kesehatan yang lebih baik.
"Temuan kami menunjukkan bahwa meningkatkan kesejahteraan mental dapat menjadi kunci untuk penuaan yang sehat, tanpa memandang status sosial ekonomi," kata penulis penelitian.
Tim peneliti juga mengamati 33 individu dari kumpulan data Eropa untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang menghubungkan kesejahteraan mental dengan penuaan yang sehat.
Faktor-faktor tersebut mencakup pilihan gaya hidup seperti merokok, perilaku individu, kondisi fisik, dan penyakit.
BACA JUGA:Mengulik Manfaat Pilates yang Kini Jadi Tren Kesehatan di Kalangan Gen Z
BACA JUGA: Jarang Diketahui, Mengkonsumsi Kecap Bagi Kesehatan Tubuh Kita
Menariknya, konsumsi keju muncul sebagai salah satu faktor penting dalam penelitian ini.
Di antara 33 individu yang diteliti, mereka yang mengonsumsi lebih banyak keju dan buah-buahan cenderung menunjukkan kesehatan mental yang lebih baik.
Selain itu, konsumsi keju berkontribusi positif sebesar 3,67% terhadap kesehatan dan umur mereka.
Sebagai perbandingan, merokok memiliki dampak negatif sebesar 4,56% terhadap penuaan, sementara konsumsi buah memberikan kontribusi positif sebesar 1,96%.
BACA JUGA:Bantu Jaga Kesehatan Mulut Anda, Inilah Beberapa Rekomendasi Listerine Obat Kumur Modern
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia dari Kandungan Nutrisi serta Manfaat dari Daun Singkong untuk Kesehatan Tubuh
- Penelitian ini dijamin memiliki akurasi dan komprehensif yang tinggi.
Menariknya, peneliti menemukan bahwa durasi menonton TV menjadi faktor gaya hidup yang paling berpengaruh negatif terhadap penuaan yang sehat, dengan dampak mencapai 7,39%.
Mengatasi kesenjangan antara kesehatan mental dan fisik adalah tantangan yang kompleks, dan hingga saat ini belum ada penelitian yang mencakup semua variabel yang mungkin berpengaruh.